Jakarta, Aktual.com – Provinsi DKI Jakarta menyumbang nilai ekspor sebesar Rp906,14 miliar dengan volume sebanyak 61.200,25 ton dalam acara Gebyar Ekspor yang dilakukan serentak di 34 provinsi Indonesia dengan total nilai Rp14,4 triliun dan volume 1,3 juta ton.

“DKI Jakarta bukan sentra produksi pertanian, tapi DKI Jakarta banyak tumbuh eksportir, atau pelakunya dari DKI,” kata Kepala Balai Besar Karantina Pertanian Tanjung Priok Hasrul dalam keterangannya kepada wartawan di Jakarta International Container Terminal (JICT), Jumat (31/12).

Hasrul mengatakan besaran ekspor sebanyak 61.200 ton merupakan volume ekspor periode 16-29 Desember 2021. Hampir seluruh komoditas ekspor pertanian yang ada diekspor melalui JICT Tanjung Priok.

“Kalau komoditas banyak dari semua daerah ada, kapulaga, kakao ada, sarang burung walet ada, lada ada, sampai minyak sawit pun ada. Walau kami bukan penghasil tapi pelaku usahanya dari DKI,” kata Hasrul.

Hasrul mengatakan ekspor pertanian melalui Pelabuhan Tanjung Priok telah mencapai target tahun 2021, yakni kenaikan besaran ekspor sebanyak 20 persen.

“Tahun depan harus mencapai lebih dari itu, target kami 35 persen dari angka yang sekarang. Kalau angka yang kami targetkan capai 35 persen, tahun depan itu akan sangat membanggakan dan bermanfaat bagi petani semua,” kata Hasrul.

 

Hasrul berharap ekspor pertanian dalam bentuk produk hilirisasi dan bukan hanya bahan mentah. Hal itu dimaksudkan agar bisa memberikan nilai tambah bagi petani.

Kementerian Pertanian menutup tahun 2021 dengan menggelar Gebyar Ekspor Pertanian dari 34 provinsi yang volumenya mencapai 1,3 juta ton, senilai Rp14,4 triliun ke 124 negara.

Sektor pertanian dalam dua tahun terakhir di masa pandemi Covid-19 menjadi penyangga utama pertumbuhan ekonomi nasional. Berdasarkan data BPS, hanya PDB di sektor pertanian yang tumbuh positif pada triwulan II 2020 yakni 16,4 persen, sementara sektor lainnya mengalami kontraksi.

Kemudian nilai ekspor pertanian Januari-Desember 2021 sebesar Rp451,77 triliun naik 15,79 persen dibanding 2019 yang hanya Rp390,19 triliun.

Artikel ini ditulis oleh:

A. Hilmi