Jakarta, Aktual.com – Badan Usaha Milik Daerah Provinsi DKI Jakarta PT Jakarta Propertindo atau Jakpro selaku pelaksana proyek pembangunan Jakarta International Stadium terus mempersiapkan pembangunan stadion saat ini secara simultan, mulai dari yang teknis, sampai non-teknis.

Manajer Proyek JIS Arry Wibowo mengatakan pada Selasa (24/8) bahwa persiapan yang dilakukan Jakpro dan Konsorsium KSO meliputi penyelesaian pemasangan atap, fasad, hingga tribun penonton.

“Untuk konstruksi, kami terus berjalan sampai Minggu ke-103 sudah berjalan. Progress akumulatif mencapai 68 persen. Ini overall ya untuk akumulatif,” ujar Arry saat ditemui di lokasi pembangunan JIS, Selasa (24/8).

Salah satu fasilitas di JIS, yakni lapangan latih sudah rampung dikerjakan dan dapat digunakan pada September 2021 mendatang. Nantinya JIS akan terintegrasi dengan berbagai moda transportasi massal yang nyaman, seperti KRL, BRT Transjakarta hingga LRT.

Sebagai stadion Green Building dengan predikat Platinum pertama di Indonesia, JIS juga menerapkan teknologi yang bersifat hemat energi pada Fasad yang terpasang mengitari dinding stadion.

Selain itu, juga diterapkan teknologi panel surya dan zero run off, dilengkapi dengan konsep water conservation atau penghematan penggunaan air, dan penyediaan sensor monitoring karbondioksida pada ruangan-ruangan yang memiliki kepadatan tinggi.

Untuk lahan parkir, nantinya Jakarta International Stadium akan menyediakan secara terbatas. Sebab Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menginginkan konsep JIS sebagai lokasi dimana terdapat transportasi massal terintegrasi agar dapat mengurangi kepadatan lalu lintas di wilayah Jakarta Utara.

Arry mengatakan kapasitas tempat parkir yang tersedia hanya bisa menampung 1.200 kendaraan dan 76 bus. Tapi untuk mengantisipasi event besar seperti Piala Dunia dan lain-lain, JIS juga menyiapkan kantong-kantong parkir di lokasi sekitar stadion, seperti misalnya di Taman Impian Jaya Ancol dan Pekan Raya Jakarta Kemayoran.

“Kami tahu (kapasitas JIS) 82.000 penonton itu sangat besar ya. Harus dipikirkan dengan benar untuk manajemen kepadatan lalu lintasnya,” pungkas Arry.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara
Nusantara Network