Meski Sabtu adalah hari kerja normal di Afghanistan, sebagian besar kota diblokir, dengan pembentukan pos-pos pemeriksaan bersenjata dan kendaraan lapis baja berpatroli di jalanan.
Kerusuhan tersebut telah menekan pemerintah Presiden Ashraf Ghani yang telah menghadapi kemarahan masyarakat yang meningkat atas ketidakmampuannya menjamin keamanan di ibu kota serta terjadinya serangkaian serangan bunuh diri tingkat tinggi.
Bom truk pada Rabu lalu telah menewaskan lebih dari 80 orang dan melukai sekitar 460 orang. Ledakan itu merupakan salah satu yang terburuk sejak kampanye pimpinan Amerika Serikat untuk mengusir Taliban pada tahun 2001.
Dalam tiga bulan pertama tahun ini setidaknya 715 warga sipil terbunuh, setelah hampir 3.500 orang pada tahun 2016, tahun paling mematikan bagi warga Afghanistan.
Bom truck itu juga disebut salah satu yang merenggut paling banyak korban di Kabul dan terjadi pada awal Bulan Suci Ramadhan,. Apalagi, ledakan itu terjadi di dekat pintu masuk Kedutaan Besar Jerman, yang dijaga ketat, di satu jalan yang biasanya dipenuhi kendaraan.
Artikel ini ditulis oleh:
Wisnu