Jakarta, Aktual.com — Ibu Tiur, salah satu peserta aksi jalan kaki Jambi-Jakarta, meminta keseriusan Presiden Joko Widodo dan Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup Siti Nurbaya untuk menyelesaikan agraria di Propinsi Jambi.
Ibu 56 tahun itu merupakan warga Dusun Mekar Jaya, Desa Butang, Kabupaten Batanghari, Propinsi Jambi. Ia beserta perwakilan beberapa kelompok petani sejak Rabu (16/3) lalu mengikuti aksi jalan kaki Jambi-Jakarta sepanjang kurang lebih 1000 kilometer.
Mereka yang mengikuti aksi, disampaikan Koordinator Gerakan Nasional Pasal 33 UUD 1945 Alif Kamal, merupakan perwakilan dari berbagai kelompok petani. Diantaranya petani Suku Anak Dalam yang berkonflik dengan PT Asiatic Persada, petani Dusun Mekar Jaya (Sarolangun) yang berkonflik dengan PT Agronusa Alam Sejahtera dan PT Wanakasita Nusantara.
Berikutnya petani Kunangan Jaya I dan II (Batanghari) yang berkonflik dengan PT Agronusa Alam Sejahtera, PT Wanakasita Nusantara, PT Restorasi Ekosistem Indonesia, dan petani dari Tanjung Jabung Timur yang berkonflik dengan Taman Nasional Berbak.
Dalam video perjalanan aksi yang dikirim ke redaksi, Sabtu (19/3), Ibu Tiur menyatakan siap berjuang sampai titik darah penghabisan. Sebab tempat tinggal dan lahan yang selama ini menjadi tempat beristirahat dan mencari pernhidupan telah diambil-alih sebuah perusahaan.
“Demi lahan kami yang diambil PT, saya akan terus berjuang ke istana presiden. Supaya bapak presiden secepatnya menyelesaikan konflik agraria. Kami tidak punya tempat tinggal dan tidak punya lahan lagi. Kami minta kepada Presiden selesaikan masalah kami,” kata dia.
“Semua petani ini tempat tinggalnya tidak ada lagi, kami ingin tempat dan tanah yang kami perjuangkan untuk bekal hidup kami, sampai kami mati. Sampai manapun kami harus menjemput ke Istana Bapak Presiden,” ujar dia.
“Kami siap mati kelaparan, siap mati dalam perjalanan dalam perjalanan kami demi perjuangan kami, demi tempat tinggal dan lahan yang kami impikan,” sambungnya.
Sebagai orang susah, kata Tiur, dirinya mengharapkan betul pemerintah pusat turun tangan menyelesaikan konflik yang menimpanya. Selama ini perjuangannya terus-terusan menemui jalan buntu.
“Saya sanggup jalan kaki, biarpun saya mati dijalan, demi perjuangan saya rela mati. Bapak Jokowi dan Menteri Kehutanan, tolong selesaikan konflik agraria. Kami tidak sanggup, kami orang susah,” demikian Ibu Tiur.
Artikel ini ditulis oleh:
Nebby