Jakarta, Aktual.com — Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Dwi Soetjipto mengaku masih membutuhkan utang untuk menjalankan roda bisnisnya. Saat ini utang Pertamina sendiri sudah mencapa angka USD166,6 miliar. Sementara total aset Pertamina mencapai USD50,3 miliar, untuk utang jangka pendek USD4,9 miliar, jangka panjang USD3 miliar dan obligasi USD8,3 miliar.
“Total utang USD166,6 miliar, debt equity ratio baru 33,77 persen. (Masih) baik untuk berkembang,” kata Dwi di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (2/7).
Oleh karena itu, untuk menjalankan rencana kerja ke depan, Pertamina berencana menambah utangnya. Kendati demikian, dirinya masih belum bisa mengungkapkan besaran utang yang diperlukan.
“Kami mungkin butuh tambahan utang. Debt Equity Ratio baru 33 persen, cukup bagus,” ungkapnya.
Ia menerangkan, proyek yang akan dilakukan ke depan diantaranya adalah penambahan kapasitas fasilitas pengelolahan minyak mentah (kilang), sedangkan disisi hulu Pertamina akan meningkatkaan cadangan migas
“Dengan 5 pilar kaitan kilang karena 50 persen impor kita dorong tambahan kapasitas berjalan, ini butuh investasi besar, posisi produksi Pertamina 23 persen dari produksi nasional. Padahal negara lain diatas 50 persen Pertamina akan meningkatkan peran di upstreamnya,” tutupnya.
Artikel ini ditulis oleh:
Eka