Jakarta, Aktual.com — Inilah delapan jam dengan mekanisme luar biasa yang dibuat pada peradaban Islam awal. Tak hanya itu ‘1001 inventions’ mengungkapkan, penemuan ini bisa bersaing dengan perangkat canggih masa kini.

Jam dengan ketepatan waktu adalah salah satu satu perkembangan yang paling signifikan dari peradaban Islam. Sarjana, penemu dan pengrajin membuat automata inovatif, dengan melakukan analisis matematika secara terperinci demi menciptakan sebuah jam. Dan ini, telah dilakukan di zaman peradaban Muslim.

Jam Kastil oleh Al Jazari di abad ke-XII

Mesin jam pertama yang dijelaskan oleh Al Jazari dalam risalah terkenal mekanika Al Jami bayn al ilm l amal al nafi fi al sina’at hiyal (A Compendium on the Theory and Useful Practice of the Mechanical Arts) adalah jam air yang monumental yang dikenal sebagai Jam Kastil. Jam satu ini adalah salah satu jam termegah yang disebutkan dalam buku Al Jazari.

Jam Ummayad oleh Ridhwan Al Sa’ati di abad ke-XIII

Dibangun di Masjid Umayyah yang terkenal di kota Damaskus lebih dari 800 tahun yang lalu. Jam ini dibangun oleh Ridhwan al-Sa’ati. Jam mekanik ini mengesankan dengan tampilan waktu numerik, dan dua elang yang secara otomatis akan membuang bola tembaga ke dalam vas untuk menandai berlalunya satu jam. Dan, pada malam hari, lampu akan menyala untuk menunjukkan jam dengan bersinar melalui ‘disk’ terbalik.

Jam Taqi Al Din di abad ke-XVI

Dalam bukunya “The Brightest Stars for the Construction of Mechanical Clocks” (Al Kawakib al durriyya fi wadh ‘al bankamat al dawriyya, red), Taqi al Din Ibn Ma’ruf menganalisa empat jenis utama dari waktu menjaga perangkat yang dikenal di abad ke-16.

Di antaranya, jam tangan, jam domestik, jam astronomi dan menara jam. Bahkan penemuan ini mewakili komputer mekanik awal. Kerja Taqi al Din pada jam mekanis yaitu, sebuah signifikansi penting dalam transmisi pengetahuan antara budaya dan kemajuan teknologi Timur Tengah di pertengahan abad ke-16. Banyak perangkat yang disebutkan di jam-nya yang hadir pada jam saat ini dari seluruh dunia.

Jam Al Muradi di abad ke-XI

Beberapa deskripsi awal dalam bahasa Arab dari jam air yang tersedia di Al Muradi “The Book of Secrets”. Buku ini membahas tentang jam air dan perangkat lain yang menggunakan automata. Risalah ini terdiri dari 31 model yang lima dasarnya seperti mainan yang sangat besar dan mirip dengan jam, pada automata yang disebabkan bergerak dengan interval, tetapi tanpa waktu yang tepat. Sayangnya, naskah fenomenal ini dirusak. Oleh karena itu tidak mungkin untuk memahami persis bagaimana jam ini bekerja.

Jam Al Qarawiyyin di abad ke-XIII

Di antara benda-benda bersejarah yang paling luar biasa di Maghrib adalah jam di Fez di Maroko. Salah satunya, sebuah jam air yang dioperasikan oleh tuas dan string tanpa mekanisme gigi rumit, terletak di sebuah kamar di menara Masjid Qarawiyyin.

Itu dibuat di 1286-1287 oleh Ibn Al Habbak al Tilimsani, ketika itu disempurnakan kembali pada 1346-1348 oleh Abu Abdallah al ‘Arabi dan dilengkapi dengan rete astrolabic untuk membantu melacak bintang-bintang.

Namun sayang, mekanisme pendorong di belakang jam hilang tanpa jejak, dan tidak jelas apa perubahan yang telah dibuat di depan jam. Tapi untungnya bagian astrolabic bertahan sampai hari ini.

Jam ini ditemparkan di sebuah lemari tinggi 2,4 meter dan 1,2 meter persegi. Ukuran dengan besar sekitar 40 cm, akan berputar sekali setiap 24 jam. Dengan demikian bisa meniru rotasi harian jelas dari langit tentang cakrawala ‘Fez’, semacam model Alam Semesta dalam dua dimensi. Selain itu, bola logam akan jatuh melalui pintu di atas jam di setiap jamnya.

Jam air Ibnu Al Haytham di abad ke-X

Mekanisme pengukur waktu yang ia gunakan yaitu, silinder dengan lubang kecil di dasar sebagai penggerak utama untuk menginformasikan waktu. Sebagian silinder tenggelam ke tangki lain, yang mengandung air, dengan ‘resembleed’ sebuah ‘clepsydra inflow’, digunakan mengukur waktu dengan jumlah air yang mengalir.

Ini seperti ‘clepsydras’ yang digunakan di zaman kuno, kemudian diadaptasi oleh para insinyur Muslim Al Muradi, Ibnu Ridhwan al Sa’ati dan Al Jazari. Sangat menarik bahwa Ibn al Haytham harus menggunakan teknologi ‘inflow’ untuk kontrol jamnya bukan dengan ‘clepsydra’ keluar, yang telah dikenal di Kairo pada saat ia berada di Mesir.

Jam Gajah Di abad ke-XIII

Jam Gajah al Jazari adalah mungkin yang paling terkenal dari jam dari peradaban Islam. Jam besar yang menggunakan air penggabungan antara teknologi Yunani, gajah India, sebuah phoenix Mesir, angka Arab dan Naga Tiongkok. Hal ini dimaksud untuk merayakan keragaman dunia.

Jam Harun Al Rasyid untuk Charlemagne

Di tahun 807-an Masehi, Kaisar Charlemagne dikirimi jam kuningan oleh Khalifah Abbasiyah, Harun Al Rasyid di Baghdad. Menurut penulis biografi Kaisar, itu adalah alat mekanik yang luar biasa, dimana dari dua belas jam pindah sesuai dengan jam air, dengan sebanyak bola-bola berukuran kecil, yang jatuh pada jam. Dan jatuhan bola tersebut membuat cincin simbal di bawah.

Pada jam ini ada juga dua belas penunggang kuda yang pada akhir setiap jam melangkah keluar dari dua belas jendela, menutup jendela yang sebelumnya terbuka dengan gerakan mereka.

Artikel ini ditulis oleh: