Jakarta, Aktual.com — Seorang haji asal Desa Makkombong, Kecamatan Matakali, Kabupaten Polewali Mandar (Polman), Sulawesi Barat, Yahman Mistan Meslan, menjadi salah satu korban tragedi melontar jumrah di kota Mina, Arab Saudi, Kamis (24/9) lalu.

“Memang benar seorang anggota jamaah haji asal Sulbar yang tergabung dalam kelompok terbang (Kloter) 10 Embarkasi Hasanuddin menjadi korban tragedi saat melontar Jumroh di Mina,” kata Ketua Komisi VI DPRD Sulbar Abdul Rahim saat dikonfirmasi, di Tanah Suci, Minggu (27/9).

Menurut dia, tragedi Mina menambah rentetan peristiwa memilukan pada rangkaian pelaksanaan ibadah Haji Tahun 2015, setelah sebelumnya sebuah derek/crane menimpa sejumlah anggota jamaah haji yang sedang menunaikan ibadah di Masjidil Haram.

Jutaan haji yang sedang dalam perjalanan menunju tempat melontar Jumroh harus terlibat aksi saling dorong, sehingga hal itu mengakibatkan korban jiwa yang jumlahnya mencapai angka 700 jiwa. Belum lagi korban luka atas insiden saling injak tersebut yang hingga kini masih dalam perawatan di sejumlah rumah sakit di Mina.

Data yang dirilis Kementerian Agama menyebutkan 14 haji asal Indonesia turut menjadi korban jiwa pada peristiwa tersebut dengan satu diantaranya merupakan anggota Jamaah Haji Kloter 10/Embarkasi Hasanuddin asal Polman, Sulbar.

Abdul Rahim mengungkapkan almarhum memang sempat menggambarkan kesenangannya jika Allah SWT memanggilnya bertepatan dengan proses ibadah haji ini.

“Ternyata, pengakuan salah satu haji yang sekamar dengan almarhum mengatakan bahwa beliau (Yahman Mistan Meslan) beberapa kali menyatakan jika ia lebih senang kalau mati di Tanah Suci,” ucap Rahim.

Legislator asal Polewali Mandar itu juga mengungkapkan dirinya dan sebagian haji Kloter 10 asal Sulawesi Barat memang telah merasakan firasat aneh pada sikap yang ditunjukkan almarhum menjelang tragedi Mina tersebut.

“Saya pribadi merasakan betul bagaimana sosok almarhum. Kebetulan, kamar saya persis berhadapan dengan kamar almarhum di Pemondokan 106 Mekkah,” katanya.

Sebagian jamaah haji, termasuk dirinya sempat merasakan firasat agak lain ketika saat selesai Wukuf di Arafah, almarhum sempat kedengaran menangis tersedu-sedu saat khutbah wukuf dibacakan disertai doa-doa permohonan ampun.

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby