Ilustrasi - Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) membantu seorang jamaah calon haji Indonesia yang berkursi roda setibanya di Hotel Al-Wahdah Tower Al Mutamayiz, Makkah, Arab Saudi, Senin (20/5/2024) malam. ANTARA/Sigit Kurniawan/MCH 2024

Makkah, aktual.com – Jamaah calon haji Indonesia diimbau untuk memakai jasa pendorong kursi roda resmi saat akan menjalani tawaf dan sai di Masjidil Haram, Makkah, guna mencegah terjadinya penipuan.

“Dalam rangka perlindungan bagi jamaah haji terutama ibadah tawaf dan sai, kami mengimbau bagi jamaah yang akan menjalankan ibadah tawaf dan sai agar menggunakan jasa sewa kursi roda resmi,” ujar Kepada Daerah Kerja (Kadaker) Makkah Khalilurrahman, di Makkah, Kamis (23/5).

Dalam penyelenggaraan ibadah haji tahun ini sekitar 45 ribu peserta lanjut usia (lansia) diberangkatkan ke Tanah Suci. Sebagian peserta lansia Indonesia saat ini sudah tiba di Makkah Al Mukarramah.

Setelah tiba di Makkah dan beristirahat sejenak mereka kemudian melaksanakan ibadah umrah wajib di Masjidil Haram.

Untuk melayani jamaah lansia melakukan tawaf dan sai, Petugas Penyelenggara Ibadah Haji Indonesia (PPIH) Arab Saudi pun telah menyiapkan jasa pendorong resmi pada dua terminal yaitu Terminal Syib Amir dan Terminal Jiad.

Namun di terminal kedatangan jamaah di kawasan Masjidil Haram itu masih ada juga jasa pendorong kursi roda yang tidak resmi. Antara petugas jasa dorong resmi dan tak resmi tersebut kadang saling berebut.

Untuk mengidentifikasi jasa pendorong resmi, menurut Khalil, jamaah perlu memperhatikan ciri-cirinya, antara lain dengan melihat rompi yang dikenakan.

“Pendorong yang resmi mereka menggunakan rompi dan rompinya itu ada warnanya. Kalau pagi warnanya abu-abu dan hijau lumut. Sedangkan kalau malam rompinya berwarna cokelat,” kata Khalil.

Di samping itu sebagai ciri bahwa di kursi dan rompi pendorong kursi roda resmi itu terdapat nomor yang menjadi identitas mereka.

Setelah tiba di Terminal Syib Ali dan Terminal Jiad, Khalil juga mengimbau kepada jamaah calon haji Indonesia untuk tidak terburu-buru turun dari Bus Shalawat. Karena, jasa pendorong kursi roda di terminal biasanya akan berebutan.

“Ketika bapak-ibu menggunakan bus agar tidak buru-buru turun sebelum ada arahan atau instruksi dari kepala regu dan kepala rombongan (karom). Lalu turun secara tertib, nanti ibu akan dipanggil satu-satu oleh karom dan kepala regu,” kata Khalil.

Ia meminta agar jamaah menunggu petugas yang ada di area Masjidil Haram dalam rangka menjaga keamanan dan keselamatan.

Terkait sistem pembayaran jasa pendorong kursi resmi, tahun ini PPIH Arab Saudi menggunakan semacam kupon atau kartu kendali. Dengan kartu itu, jamaah lansia tidak perlu khawatir ditinggal saat melaksanakan tawaf dan sai. Karena, pembayarannya akan dilakukan setelah pengantaran selesai.

“Tarif resmi pra puncak haji sekitar 250 riyal. Tapi pada puncak haji bisa 500 sampai 600 riyal,” kata Khalil.

Namun, kata dia, jika jamaah menggunakan jasa pendorong tidak resmi biayanya bisa lebih besar lagi dari itu. Selain itu, jamaah juga berisiko ditinggal di tengah jalan oleh pendorong kursi roda tidak resmi itu.

“Kalau menggunakan jasa kursi roda resmi, kalau ada masalah kita juga bisa mudah menyampaikan komplain kepada penanggung jawab pada koordinator penyedia saja kursi roda di Masjidil Haram. Tapi kalau tidak resmi, kita kesulitan. Ketika tidak resmi bapak ibu tidak bisa komplain,” kata Khalil.

Artikel ini ditulis oleh:

Rizky Zulkarnain