Jakarta, aktual.com – Kamar dagang dan Industri (Kadin) menyebut Indonesia justru semakin menarik dan akan terus tumbuh di tengah kondisi fragmentasi dunia dengan ditandai tajam persaingan negara besar, pergeseran aliansi global hingga potensi konflik yang kian meluas.
Indonesia memasuki tahun 2026 disebut memiliki modal cukup, inflasi terkendali, disiplin fiskal terjaga, konsumsi domestik kuat, komposisi demografi didominasi usia produktif hingga nilai tukar relatif tangguh dibanding banyak emerging market lain.
“Indonesia memasuki tahun 2026 tidak dengan tangan kosong,” kata c pada Kadin Friday Breakfast, pertemuan penutup tahun di Hotel Aryadutta Jakarta, Jumat.
James menjelaskan pertemuan rutin bulanan pimpinan dan anggota Kadin ini merupakan ruang diskusi jujur, penuh wawasan dan kehangatan, tempat para pemimpin bisnis memikirkan bersama tantangan yang dihadapi maupun peluang yang harus diraih bersama. “Dan yang lebih penting, Kadin memberi kita alasan kuat untuk optimistis,” ujar James.
Meskipun dunia penuh ketidakpastian, Indonesia memiliki pengusaha yang tetap membangun, perusahaan yang terus berinvestasi, inovator yang terus mencipta dan para pemimpin yang tidak mudah patah oleh berita-berita buruk.
Jika 2025 adalah tahun penyesuaian dan transisi, kata James, tahun 2026 bisa menjadi tahun antisipasi dan keberanian. “Jangan sampai kita menjadi kelompok yang terdiam oleh risiko. Kita harus menjadi komunitas yang bergerak karena peluang,” imbau Chairman Lippo Group itu.
Karena kenyataannya, setiap masa disrupsi global, Indonesia secara historis selalu muncul lebih kuat asalkan para pemimpin tetap tenang, bekerja sama dan melihat jauh ke depan. “Di tengah dunia yang tidak menentu, Indonesia justru tampil berbeda,” ucapnya.
Tantangan Global
Dunia menjelang akhir 2025 menampilkan wajah yang sulit dan tidak menentu. Menjelang tutup tahun, dunia berada dalam kondisi yang sangat rapuh. Secara geopolitik, kata James, dunia memasuki era yang paling tidak terduga dalam beberapa dekade.
“Ada tiga indikasi yakni kompetisi negara besar semakin tajam. Aliansi global yang bergeser dan konflik yang sebelumnya regional kini berpotensi meluas,” ujarnya.
Lembaga-lembaga dunia seperti IMF, World Bank, ECB, OECD menggambarkan ekonomi global sedang melambat, terfragmentasi dan mengalami transformasi besar.
Artikel ini ditulis oleh:
Tino Oktaviano

















