Lebak, Aktual.com – Debat calon presiden diminta tidak saling menyerang antara calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo dan calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto.
“Kita berharap debat capres yang akan dibahas Minggu (17/2) mengupas adu program tentang misi dan visi untuk membangun Indonesia menjadi lebih baik,” kata Harist Hijrah, Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (STISIP) Setia Budhi Rangkasbitung saat dihubungi di Lebak, Sabtu (16/2).
Debat capres itu dipastikan diwarnai saling menyerang dan diprediksikan pasangan nomor urut 02 akan banyak mengeluarkan keluhan-keluhan masyarakat yang terjadi pada pemerintah bupati hingga desa yang terukur.
Debat capres ini, kata dia, kemungkinan penuh emosional dan saling menyerang.
Namun, pihaknya berharap debat capres itu mengupas adu program dan bagaimana kebijakan-kebijakanya untuk membangun lima tahun ke depan.
Oleh karena itu, pihaknya berharap debat ini tidak saling menyerang antara pasangan nomor urut 01 dan pasangan nomor urut 02.
“Kita berharap debat capres yang ditayangkan melalui media elektronika itu menampilkan tontonan yang menarik untuk membahas program-program guna mewujudkan Indonesia menjadi lebih baik dan masyarakat sejahtera,” ucapnya, menjelaskan.
Menurut dia, Jokowi sebagai petahana akan lebih unggul karena mereka telah melaksanakan roda pemerintahan.
Sedangkan, Prabowo belum pernah menjalankan roda pemerintah, sehingga mereka akan kesulitan untuk menghadapi debat capres itu.
Sebab, Prabowo tidak memiliki data-data yang akurat soal keberhasilan pasangan nomor urut 01.
Karena itu, Prabowo disarankan dalam debat capres harus memiliki program-program yang inovatif untuk memperbaiki maupun menyempurnakan program yang dilaksanakan Jokowi.
Program yang dilaksanakan Jokowi itu perlu dipertanyakan indikator keberhasilan juga kemanfaatanya.
“Kita bergarap dalam debat ini mengadu program dan tidak saling menyerang,” ujarnya, menambahkan.
Artikel ini ditulis oleh:
Arbie Marwan