Ilustrasi- Empat orang melaksanakan sholat dengan perbedaan mahzab

Jakarta, Aktual.com – Bermazhab dalam agama menjadi salah satu hal yang penting dalam beragama. Setiap orang yang tidak mampu berijtihad wajib hukumnya mengikut pendapat ulama ahli ijtihad. Bahkan, bagi seseorang yang telah mempelajari ilmu-ilmu penyokong dalam ijtihad.

Dengan mengikuti salah seorang ulama mujtahid, mereka akan terbebas dari beban taklif. Sebagaimana Allah SWT berfirman:

وَما أَرْسَلْنَا مِن قَبْلِكَ إِلَّا رِجَالًا نُّوحِىٓ إِلَيْهِمْ ۚ فَسْـَٔلُوٓا۟ أَهْلَ ٱلذِّكْرِ إِن كُنتُمْ لَا تَعْلَمُونَ

“Dan Kami tidak mengutus sebelum kamu, kecuali orang-orang lelaki yang Kami beri wahyu kepada mereka; maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui.” (QS. An-Nahl: 43).

Para ulama-ulama terutama mereka yang telah mencapai derajat mujtahid mutlaq, mereka membawa kebenaran yang dipegang oleh kaum salaf shaleh. Jumlah mereka banyak dan tak terhitung dan merekalah yang disebut sebagai sadawul a’dzam. Rasulullah SAW bersabda:

ﺇِﻥَّ ﺃُﻣَّﺘِﻲ ﻟَﺎ ﺗَﺠْﺘَﻤِﻊُ ﻋَﻠَﻰ ﺿَﻠَﺎﻟَﺔٍ ﻓَﺈِﺫَﺍ ﺭَﺃَﻳْﺘُﻢْ ﺍﺧْﺘِﻠَﺎﻓًﺎ ﻓَﻌَﻠَﻴْﻜُﻢْ ﺑِﺎﻟﺴَّﻮَﺍﺩِ ﺍﻟْﺄَﻋْﻈَﻢِ

“Sesungguhnya Umatku tidak akan bersepakat atas kesesatan. Sekiranya kamu lihat perselisihan, maka hendaklah kamu ambil ‘As-Sawad Al-‘Adzom’.” (HR. Ibnu Majah : 3940).

Mayoritas pada ulama adalah pengikut mazhab empat. Imam Bukhari adalah bermzahab Syafi’I, Ibnu Khuzaimah dan an-Nasa’I juga, kemudian Imam Junaid al-Baghdadi bermazhab Sufyan ats-Tsauri, Imam asy-Syibli bermazhab Maliki, Imam al-Muhasibi bermazhab Syafi’I, Imam al-Jariri bermazhab Hanafi, Syekh Abdul Qodir al-Jailani bermazhab Hanbali, dan asy-Syadzili bermazhab Maliki.

Dalam kitab Risalah Ahlu Sunnah Wal Jama’ah Syekh Hasyim asy’ari menganjurkan kepada umat Islam yang awam untuk berpegang kepada tali Allah dan tidak terpisah-pisah mengikut al-kitab dan as-sunnah sebagaimana para ulama. Seperti Imam Hanafi, Imam Malik, Imam Syafi’I dan Imam Ahmad bin Hanbal.

Mereka adalah ulama yang bersepakat untuk tidak keluar dari ajaran mazhab mereka. Jikalau ada yang keluar dari jamaah mereka Rasulullah SAW telah bersabda, “Barang siapa yang keluar dari jamaah, maka akan sendirian dalam neraka.”

Bahkan, Umar bin Khattab berkata, “Tetaplah dalam jamaah, jauhilah perpecahan, sesungguhnya setan itu bersama orang yang menyendiri, dan setan akan lebih jauh karena berdua, barang siapa yang menginginkan surga hendaklah selalu dalam jamaah.”

Begitulah pentingnya umat Islam mengikut salah satu dari empat mazhab yang ada. Karena, apabila seseorang tidak mengikutinya dan Ia hanya mengikuti al-Quran dan Sunnah dengan berdalih bahwa yang paling benar adalah al-Quran dan Sunnah. Akan tetapi, Ia tidak memiliki kapasitas dalam berfatwa bahkan belum mampu berbahasa arab. Sudah pasti Ia akan lalai dalam mengambil suatu hukum.

Waallahu a’lam

(Rizky Zulkarnain)

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Arie Saputra