Dalam aksi ini dilakukan sebagai bentuk penolakan kriminalisasi ulama dan massa Aksi Bela Ulama 96 sedianya ingin menggelar aksi di dalam masjid Istiqlal. Namun dilarang oleh pengurus masjid terbesar se-Asia Tenggara itu. AKTUAL/Munzir

Jakarta, Aktual.com — Majelis Dzikir Hubbul Wathan yang baru dideklarasikan beberapa waktu lalu terlihat sangat kental bernuansa politis. Majelis yang berisi para kiai Nahdatul Ulama tersebut disinyalir bakal menjadi pintu masuk untuk menyeret kiai NU di salah satu partai politik.

Demikian disampaikan Saefullah selaku Ketua Bidang Pemberdayaan Umat KMII melalui siaran pers yang diiterima Aktual.com, Selasa (8/8).

“Dugaan Hubbul Wathon akan menjadi organ politis itu terbaca ketika Heri Heryanto yang juga mantan Ketum PMII menjadi sekjen,” ujar Safullah aktivis KMII.

Dikatakan Saefullah, seharusnya faham mengenai rekam jejak Heri Heriyanto yang kerap melakukan politisasi kiai NU untuk menaikkan bargainingnya dihadapan elit politik. Heri, lanjut Saefullah, adalah petualang politik yang selalu mengatasnamakan NU.

“Kami sebagai warga NU tentu sangat was-was dengan manuver ini, apalagi ini menyangkut kiai-kiai yang kami segani dan menjadi panutan warga NU.”

Artikel ini ditulis oleh:

Wisnu