Maximillian menambahkan, ada beberapa LSM seperti GABRUK yang mengaku berada di Asmat. Namun hingga kini keberadaan mereka tidak jelas. Karena itu,

“Bakesbangpol tidak mengakui keberadaan mereka. Dan segala pernyataan mereka akan kami minta pertanggungjawabannya,” kata dia.

Hingga kini organisasi yang secara resmi telah menjalankan aksi sosialnya di Asmat baru tiga organisasi. Yakni, Sekolah Relawan, Wahana Visi Indonesia, Baznas. Ketiganya beroperasi di Agats. Selanjutnya Aksi Cepat Tanggap (ACT) akan berada di Agats pada minggu depan.

“Dan BEM UI belum pernah ada di Asmat,” tegas Maximillian.

Ditemui terpisah, tokoh masyarakat Asmat, Pastor Hendrik Hada, menyatakan, kepada pihak-pihak yang datang hanya karena mencari popularitas politik lebih baik tidak usah datang. Menurut Hendrik, masyarakat Asmat butuh kerja nyata bukan omongan saja.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara