Jakarta, Aktual.co —   PT Pertamina (Persero) dikabarkan kembali menelan kerugian di sepanjang Februari 2015 lalu. Bahkan, sepanjang Januari-Februari 2015 lalu Pertamina laba bersih Pertamina anjlok menjadi minus USD210 Juta.

Berdasarkan data yang dimiliki Aktual, pada periode Januari-Februari 2014, pendapatan Pertamina mencapai USD11,64 miliar, namun pada Januari-Februari 2015 turun 40,93 persen menjadi USD6,87 miliar.  Sedangkan laba bersih Januari-Februari 2015 minus USD0,21 miliar, padahal pada bulan yang sama di tahun 2014, Pertamina berhasil meraup untung sebesar USD0,49 miliar.

Menanggapi hal itu, Direktur Keuangan Pertamina Arif Budiman menyampaikan bahwa kerugian Pertamina Januari-Februari selain dikarenakan pengaruh harga jual yang jatuh tajam, juga pengaruh persediaan produk dan bahan baku tahun lalu.

“Selain pengaruh harga jual yang jatuh tajam, masih ada juga pengaruh sisa persediaan produk dan bahan baku tahun lalu yang pada saat dibeli waktu itu dalam kondisi harga industri yang tinggi,” kata Arif melalui pesan singkatnya kepada Aktual, Jakarta, Jumat (27/3).

Terkait angka kerugian, Arif masih enggan menyebutkan secara rinci dan memilih menunggu hasil pembukuan dari perolehan kuartal I-2015.

“Angka yang formal dan lebih akurat akan diperoleh di akhir kuartal I,” ujarnya.

Sebelumnya, VP Corporate Communication Pertamina, Wianda Pusponegoro mengatakan bahwa pihaknya masih belum bisa memberikan keterangan lantaran masih harus menunggu Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

“Belum RUPS, jadi belum dapat kami state,” kata Wianda kepada Aktual melalui pesan elektroniknya, Jakarta, Kamis (26/3).

Sementara dalam data yang miliki Aktual tadi, Pertamina menyebutkan bahwa faktor yang mendorong meruginya perseroan adalah karena rendahnya realisasi penjualan karena kuantitas penjualan produk BBM dan non BBM periode Januari 2015 lebih rendah dibanding Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) proporsional 2015. Selain itu,  kuantitas lifting minyak mentah periode Januari 2015 hanya tercapai 67,47% jika dibandingkan RKAP proporsional 2015.

Terkait kapan akan dilaksanakannya RUPS, Wianda mengaku masih menanti keputusan dari Pemerintah.

“Menunggu keputusan Kementerian BUMN,” ucapnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka