Surabaya, Aktual.com – Jawa Timur sangat berpotensi bencana banjir dan longsor yang disebabkan faktor cuaca. Dari catatan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Jatim, sepanjang 2016 hingga akhir November telah terjadi sebanyak 213 kejadian banjir dan 273 longsor yang tersebar di 38 Kabupate-Kota di Jawa Timur.

Kepala Pelaksana BPBD Jatim Sudharmawan mengatakan, ada dua daerah aliran sungai terbesar di Jatim, yakni Bengawan Solo dan Brantas. Dampak dari luapan sungai tersebut, membuat 50 kejadian banjir di wilayah Bengawan Solo, sedangkan di wilayah Brantas 97 kejadian.

Sudarmawan mengakui, ada peningkatan jumlah kejadian dibandingkan dari tahun sebelumnya seiring perubahan cuaca pada 2016. “Memang ada peningkatan, karena pengaruh cuaca yang tidak terprediksi. Biasanya Juli sampai Oktober itu kekeringan, tahun ini berbeda. Malah lebih sering turun hujan,” ujarnya, Sabtu (10/12).

Dikatakannya, pada tahun ini ada sebanyak 640 desa rentan bencana dari 8.505 desa-kelurahan yang tersebar di 664 Kecamatan di Jawa Timur. Kata Sudharmawan, ada empat faktor utama penyebab bencana banjir.

Pertama berkaitan Pengaruh Iklim La Nina yang menyebabkan curah hujan lebat dengan intensitas tinggi. Kemudian faktor banyaknya tanggul sungai di Jatim yang Jebol dan merembes.

“Faktor ketiga itu karena daya tampung sungai yang tidak memadai, dan beberapa sungai ternyata tidak bertanggul lalu meluap. Sedangkan faktor keempat adalah terjadinya peningkatan pasang surut air laut.”

Soal sungai yang tidak bertanggul, kata Sudarmawan, antara lain di DAS Bengawan Solo wilayah Tuban. Di lokasi tersebut, sepanjang 25 km sungainya tidak bertanggul.

Sebenarnya sudah ada bantuan dana dari pusat senilai puluhan miliar rupiah untuk membangun tanggul, tetapi belum bisa maksimal. Sebab, angka puluhan miliar hanya mampu untuk membuat tanggul sepanjang satu kilo meter.

Laporan: Ahmad H Budiawan

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Ahmad H. Budiawan
Editor: Wisnu