Jakarta, Aktual.com – Jaringan Advokasi Tambang (JATAM) bersama Waterkeeper Alliance, lembaga nirlaba internasional di bidang air bersih, menyampaikan bahwa pertambangan batu bara merupakan ancaman besar bagi ketahanan pangan Indonesia. Selain itu, pertambangan bartubara juga merupakan area kebijakan yang memerlukan perhatian lebih dari pihak pemerintah pusat maupun daerah.
Koordinator Nasional JATAM, Merah Johansyah menyebut hampir sepersepuluh lahan di Indonesia dialokasikan untuk pertambangan batu bara. Dari jumlah tersebut, sebanyak 80 persen sudah ditambang dan menjadi ancaman terbesar bagi ketahanan pangan apabila dibandingkan dengan bentuk pemanfaatan lahan lainnya.
“Hampir empat juta hektar lahan di Indonesia telah diubah menjadi tambang batu bara dan ini membawa dampak buruk yang luar biasa terhadap produksi pangan. Tambang batu bara menjadikan tanah rusak dan tidak subur, mengotori daerah tangkap air dan membebani sumber air tanah. Saat ini ketaatan perusahaan tambang pada proses rehabilitasi lahan sangat rendah. Artinya penambang bebas merusak potensi produksi pangan suatu lahan yang didudukinya,” ujar Johansyah dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Senin (8/5).
Menurutnya, petani yang diwawancarai untuk laporan ini memberikan kesaksian mengenai bagaimana air tambang menyebabkan panen padi jatuh sampai demgan 50 persen dan produksi ikan jatuh sampai dengan 80 persen.
Artikel ini ditulis oleh:
Dadangsah Dapunta
Eka