Surabaya, Aktual.com – Banjir yang menggenangi beberapa wilayah kabupaten Sidoarjo belum juga surut namun semalam kembali diguyur hujan lebat. Tak ayal, banjir kembali menggenangi kawasan sekitar Bungurasih, Sidoarjo. Banjir setinggi 60 cm tersebut nyaris membuat warga tak bisa melakukan aktifitas rutin, hingga mengungsi di balai desa.

Terkait banyaknya wilayah Jatim yang digenangi banjir, seperti Sampang, Trenggalek, Ngawi dan sebagainya, Wakil Ketua Komisi E DPRD Jatim, Suli Da’im, mengatakan bahwa pemerintah sebenarnya bukan kurang antisipasi, namun karena kebiasaan masyarakat itu sendiri.

“Sesungguhnya alam ini lagi menghukum masyarakat karena pertama ketidaktaatan masyarakat itu sendiri,” kata Suli, di Surabaya, Rabu (12/10).

Kasus banjir Sampang, berbeda dengan kasus banjir yang lain. Sebab, lokasi Sampang berada 30 cm di bawah permukaan air laut. Dikauinya, di Jawa Timur, dulu hanya ada 12 kabupaten/kota yang rawan banjir. Tetapi, seiring waktu kini menjadi 34 daerah yang rawan banjir.

Pemerintah provinsi kesulitan untuk menangani banjir. Sebab, selain masyarakat yang masih tidak mau menjaga alamnya sendiri, lanjutnya, anggaran untuk bencana juga dipotong oleh pemerintah pusat.

“Penyelesaian terhadap korban bencana, tentu dengan rentan rawannya daerah bencana ini harus ada campur tangan pemerintah pusat,” jelasnya.

Fokus saat adalah evakuasi, kemudian pelayanan kesehatan dan memberikan konsumsi atau pelayanan pelayanan kepada korban. Sementara program mengentaskan bencana itu masih membutuhkan waktu dan proses agar bisa tertata secara sistematis.

“Persoalan bencana ini sebetulnya persoalan kemasyarakatan. Nah terkait dengan masyarakat kita akan tetap semaksimal mungkin untuk mencegah terjadinya bencana. Tapi memang bencana itu tidak bisa cegah,” tutupnya.

(Ahmad H Budiawan)

Artikel ini ditulis oleh:

Eka