Jakarta, Aktual.com – Berkali-kali ring satu Presiden Jokowi membuat kesalahan fatal. Kali ini adalah mengganti kepanjangan BIN menjadi Badan Intelijen Nasional dalam undangan resmi pelantikan Panglima TNI dan Kepala BIN, padahal yang benar adalah Badan Intelijen Negara.
Memang, kesalahan tersebut buru-buru diperbaiki dengan membuat undangan baru. Tapi ralat tersebut tidak bisa begitu saja bisa menghapus kesalahan yang diperbuat.
“Tingkat kesalahannya sudah tidak bisa dimaafkan lagi karena dilakukan berkali-kali,” ujar Sya’roni Sekretaris Jenderal HUMANIKA, dalam rilisnya yang diterima, Kamis (9/7).
Kesalahan yang berulang-ulang ini jelas telah menjatuhkan lembaga kepresidenan. Bahkan bisa dikatakan telah mendegradasi marwah lembaga kepresiden menjadi hanya selevel organisasi abal-abal. Seharusnya di tingkat ring satu kepresidenan, tidak boleh terjadi adanya kesalahan sekecil apapun.
“Seluruh dokumen yang dikeluarkan oleh ring satu presiden harus benar-benar presisif. Tidak menolerir adanya kesalahan dalam bentuk apa pun. Dokumen harus dibuat melalui proses yang matang dan dikeluarkan dalam pengawasan yang ketat,” tambahnya.
Terjadinya kesalahan yang berulang-ulang membuktikan sumber daya di ring satu presiden tidak memenuhi kualifikasi. Terlalu ceroboh dan gegabah. Memiliki tingkat ketelitian yang sangat rendah. Oleh karena itu sebagai solusi yang mujarab harus dirombak total.
“Dan khusus untuk Mensesneg Pratikno, harus legowo mengundurkan diri. Pratikno harus menyadari bahwa dirinya selama ini telah membebani presiden dan menjadikan presiden sebagai sasaran empuk kritik dari rakyat,” tutupnya.
Artikel ini ditulis oleh: