“Jangan hilangkan fakta apabila ada peran pihak ketiga, entah itu preman ataupun oknum yang ingin membuat citra keamanan nasional kita buruk. Ingat saat ini tahun politik bisa saja ada oknum yang sengaja mengadu domba atau memancing perkelahian dengan tujuan tertentu,” paparnya.
Peristiwa pembakaran Mapolsek Ciracas itu, kata lulusan doktor bidang komunikasi intelijen ini, jangan langsung dikatakan awal dari hancurnya sinergitas TNI dan Polri, tetapi harus dapat dilihat sebagai ujian yang harus diselesaikan hingga ketingkat dasar masalah agar tidak terulang kembali.
“Karena kedua institusi itu bersenjata, akan sangat berbahaya. Apa yang selama ini dilakukan saya rasa sudah baik dalam penyelesaian masalah perseteruan. Tapi, saya lihat selalu saja seolah-olah semua sudah akur dan damai kembali hanya dengan mempertontonkan olahraga, bernyanyi dan makan bersama tanpa kita ketahui apa yang jadi masalah perkelahiannya. Apakah itu masalah ekonomi, sosial, politik atau budaya,” tuturnya.
Namun demikian, dirinya mengapresiasi sinergitas TNI Polri yang digagas oleh Panglima TNI dan Kapolri berhasil menciptakan rasa aman bagi masyarakat.
Artikel ini ditulis oleh:
Andy Abdul Hamid