Rangkaian uji coba tersebut terjadi saat Amerika Serikat menggelar kampanye “tekanan maksimal” dengan memperbanyak sanksi ekonomi terhadap Korea Utara, dan bahkan mengancam aksi militer.

Dalam pidato tahun baru, Kim mengatakan bahwa negaranya telah menyelesaikan program pengembangan nuklir dan akan fokus pada pembangunan ekonomi, sambil mengindikasikan bahwa dia ingin bertemu dengan Korea Selatan.

Setelah beberapa kali kontak antara dua Korea, pejabat di Seoul menginformasikan kepada Trump pada Maret bahwa Kim akan bersedia untuk bertemu muka.

Setelah diskusi panjang, kedua pihak akhirnya sepakat untuk menggelar pertemuan. Namun rencana tersebut sempat dibatalkan karena Korea Utara tidak terima terhadap pernyataan sejumlah pejabat tinggi Amerika Serikat yang mengindikasikan bahwa nasib rezim Pyongyang bisa berakhir sama dengan Muammar Gaddafi di Libya.

Kim, yang dipercaya baru berumur 34, adalah pemimpin negara termuda di dunia yang secara mengejutkan mampu membuat sejarah melampaui prestasi ayah dan kakeknya.

ant

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby