Jakarta, Aktual.co —  Harga minyak bervariasi di perdagangan Asia karena spekulasi bahwa kartel minyak OPEC akan mempertahankan produksinya dalam pertemuan minggu ini yang diawasi dengan ketat meskipun pasokan global melimpah.
Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Januari, turun dua sen menjadi 74,07 dolar AS, sementara minyak mentah Brent untuk pengiriman Januari naik sembilan sen menjadi 78,42 dolar AS di perdagangan sore.
WTI merosot 1,69 dolar AS pada Selasa, sementara Brent ditutup turun 1,35 dolar AS.
Harga minyak mentah telah jatuh 30 persen ke posisi terendah empat tahun sejak Juni, karena pasokan berlimpah, dolar yang kuat dan kekhawatiran tentang berkurangnya permintaan energi dalam ekonomi global yang lemah.
“Pada saat ini, hasil dari pertemuan OPEC pada Kamis sangat menentukan dibandingkan semua faktor-faktor lainnya,” ujar Daniel Ang, analis investasi pada Phillip Futures di Singapura, kepada AFP, Rabu (26/11).
“Harga telah datang di bawah tekanan setelah pertemuan antara beberapa anggota OPEC dan Rusia melihat tidak ada langkah-langkah konkret yang nyata diumumkan mengenai pemotongan produksi,” kata Ang.
Anggota Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan produsen non-anggota termasuk Rusia mengadakan pembicaraan pada Selasa menjelang pertemuan produksi penting kartel pada Kamis (27/11).
Setelah pertemuan tersebut, Menteri Luar Negeri Venezuela Rafael Ramirez mengatakan semua pihak sepakat bahwa harga minyak saat ini mentah “tidak bagus”.
“Kami membahas situasi di pasar, kami berbagi poin-poin pandangan kami dan kami sepakat untuk tetap berkomunikasi, serta kami akan bertemu lagi dalam tiga bulan,” tambah dia.
Secara terpisah, raksasa minyak Rusia Rosneft mengatakan telah memangkas produksinya sebesar 25.000 barel sebagai bagian dari tanggapan terhadap penurunan harga.
Pengurangan produksi tersebut mewakili kurang dari satu persen dari total raksasa itu dan hanya sedikit meningkatkan harga energi pada pasar komoditas global yang tertekan.
Pertemuan OPEC pada Kamis di Wina, yang 12 negara anggotanya secara bersama-sama menghasilkan sekitar sepertiga dari minyak mentah dunia, adalah yang paling signifikan dalam beberapa tahun terakhir.
Kartel berada di bawah tekanan dari para anggotanya yang lebih miskin seperti Venezuela dan Ekuador untuk memangkas produksi setelah penurunan tajam harga telah memangkas pendapatan berharga mereka. Namun anggota OPEC Teluk, yang dipimpin oleh penghasil minyak utama Arab Saudi, telah menolak desakan untuk memotong produksi kecuali mereka dijamin pangsa pasarnya di arena yang sangat kompetitif.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Eka