Jakarta, Aktual.com – Rencana pertemuan bersejarah antara Presiden AS Donald Trump dan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un di Singapura pada 12 Juni, ternyata membawa berkah bagi sebuah kondominium bernama Singapore City di Dandong, China, kota yang berbatasan langsung dengan Korea Utara.

Kondominium City di Dandong, kota yang merupakan pintu masuk utama ke Korea Utara, saat ini sedang menikmati penjulan terbaik dalam enam tahun terakhir karena pertemuan Trump-Kim tersebut dianggap sebagai tanda-tanda Korea Utara akan membuka diri terhadap bisnis.

Bangunan di pinggir sungai dengan pemandangan langsung ke wilayah Korea Utara, dibangun oleh perusahaan properti Singapura Brothers (Holding) Ltd pada 2008, tapi penjualan tahunan tidak sampai seratus unit dalam lima tahun terakhir.

Kondisi ini terjadi akibat Korea Utara lebih fokus pada program nuklir dibandingkan dengan program lain yang lebih bermanfaat bagi masyarakat luas.

Situasi langsung berubah total sejak akhir April lalu ketika Kim mengumumkan bahwa Korea Utara akan menunda uji senjata nuklir dan bahkan membatalkan beberapa tes senjata nuklir demi untuk mengejar pertumbuhan ekonomi dan perdamaian.

Menurut T.C. Koh, direktur pelaksana Brothers Ltd, Singapore City berhasil menjual 587 unit pada Mei, yang berarti meningkat lebih dari empat kali lipat dibanding jumlah penjualan April. Harga pun langsung naik, dari rata-rata 4.000 AS permeter persegi pada 2015 menjadi 6.000 yuan.

“Tiba-tiba orang berdatangan. Sejak itu kami berhasil menjual antara 30 sampai 40 unit setiap hari,” katanya.

Koh mengatakan bahwa ia tidak yakin karena status Singapura sebagai tuan rumah pertemuan Trump-Kim membawa pengaruh terhadap penjualan karena nama kondominium itu juga kebetulan Singapore City. Penyebab utama adalah lokasi kondominium di Dandong dimana bisnis properti sedang meningkat. Tapi Koh juga mengakui bahwa ia masih was-was dengan hasil pertemuan antara Trump dan Kim tersebut yang menurutnya masih belum memberikan kepastian.

“Kita masih melihat dan menunggu karena kita belum tahu apakah akan gagal atau berhasil. Jika gagal, kami tentu akan mendapat masalah. Semua investor akan lari,” katanya.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka