Jakarta, Aktual.com – Lembaga Survei Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia (KedaiKOPI) meluncurkan survei terbaru bertajuk “Ini Kata Publik Jakarta Tentang Calon Gubernur Mereka” di kantor Lembaga Survei KedaiKOPI di Casablanca, Jakarta Selatan, Kamis (18/8).
Salah seorang pendiri Lembaga Survei KedaiKOPI, Hendri Satrio, mengatakan bahwa hasil survei kali ini untuk merespon keingintahuan lembaga tentang dinamika politik yang terjadi di Jakarta.
“Hasil survei ternyata memang sesuai perkiraan kami, Jakarta memang mengejutkan. Gubernur Petahana, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) posisi elektabilitasnya tertahan di bawah, belum bisa melampaui 50%+1,” kata Hendri.
Elektabilitas Ahok pada survei periode ini hanya 47,9%, bahkan pada pertanyaan terbuka elektabilitas Ahok lebih rendah, hanya 44,5%. Bila dibandingkan hasil survei Februari 2016 lalu, elektabilitas Ahok terbaca stagnan.
Sementara itu, Tri Rismaharini (Risma) elektabilitasnya menguat tajam menjadi 28,6% atau naik 22,8% dibanding dengan hasil survei Februari 2016 lalu yang hanya 5,8%. Popularitas Risma juga terbilang tinggi hingga mencapai 81,4%.
Nama Rizal Ramli juga harus diperhitungkan pada laga menuju DKI-1. Rizal yang belum melakukan berbagai gerakan kampanye, memiliki elektabilitas yang seimbang dengan Sandiaga Uno yang sudah melakukan pergerakan, yaitu sebesar 3,5%. Bahkan saat dilakukan simulasi ‘head to head’ dengan Ahok, Rizal sudah meraih angka 18,5% sementara Ahok 61,8%.
“Responden yang mewakili publik Jakarta juga memunculkan pernyataan yang mengejutkan. Hanya 57% yang menyatakan sudah mantap dengan pilihannya dan 36% menyatakan bisa berubah. Saat ditanyakan tentang keikutsertaan dalam Pilkada, 87% responden mengatakan akan ikut pemilihan,” ujarnya.
Hal menarik lainnya adalah 74% responden percaya bahwa tokoh lain berpeluang mengalahkan petahana. Hingga saat ini nampaknya masyarakat masih menimbang-nimbang calon alternatif selain petahana. Sehingga nama-nama seperti Tri Rismaharini, Rizal Ramli, Budi Waseso dan Sandiaga Uno memiliki masih peluang.
Terdapat tiga faktor kuat yang berpengaruh sehingga petahana dapat kalah di Pilgub DKI 2017. Sekitar 34,8% responden percaya Ahok akan kalah bila tersandung kasus hukum.
Ada 13,3% responden percaya Ahok akan kalah bila ada koalisi antara PDIP dan Gerindra, 11,8% responden mengatakan Ahok bisa kalah bila hanya dua pasang calon, dan 14% mengatakan faktor lain diluar 3 faktor di atas.
“Saat ditanya tentang TemanAhok, 86% responden menyatakan tidak pernah menyerahkan KTP Ke TemanAhok, 14% lainnya menyatakan pernah.”
Survei dilaksanakan 11-13 Agustus 2016 dengan wawancara tatap muka kepada 400 responden yang tersebar secara proporsional di 40 kelurahan di Jakarta.
Pemilihan sample dilakukan secara acak menggunakan metode sample acak bertingkat dengan margin of error (MOE) 4,9% dan tingkat kepercayaan 95%.
Artikel ini ditulis oleh: