Kepolisian memperkirakan ada 3.000 jumlah pendukung yang berkumpul pada Jumat di luar pengadilan di Bangkok, tempat Yingluck dijadwalkan mendengarkan putusan pengadilan atas keterlibatannya dalam kebijakan pembelian beras pemerintahannya.
Namun, Yingluck tidak muncul pada jam yang ditentukan dan pengadilan segera mengeluarkan pernyataan yang menyebutkan bahwa Yingluck memberi alasan terkena masalah pada telinganya sehingga ia tidak bisa hadir.
Pengadilan menolak alasan itu dan memundurkan pembacaan putusan menjadi tanggal 27 September. Pengadilan kemudian juga mengeluarkan perintah penahanan terhadap Yingluck. Kepolisian imigrasi mengatakan mereka akan menangkap Yingluck jika dia ditemukan.
Winthai Suvaree, seorang juru bicara bagi junta atau Dewan Nasional Perdamaian dan Ketertiban, mengatakan tidak ada pertemuan yang membahas menghilangnya Yingluck. “Harus dimengerti, bahwa perbatasan itu panjang. Yang kami tahu soal kaburnya Yingluck adalah hanya apa yang diberitakan oleh media,” kata dia.
Yingluck, yang digulingkan dari kekuasaan pada 2014, menghadapi ancaman hukuman penjara 10 tahun jika terbukti bersalah. Mantan menteri perdagangan pada era kepemimpinannya itu dijebloskan ke penjara untuk menjalani hukuman selama 42 tahun karena kasus korupsi.
Artikel ini ditulis oleh:
Wisnu