Hal senada juga disampaikan, H Ece (50) pedagang daging sapi yang memperkirakan harga daging sapi menjelang puasa dan lebaran, diatas Rp 140 ribu perkilogram, meskipun harga normal daging sapi hanya Rp100 ribu sampai Rp110 ribu per kilogram.

Kenaikan tersebut, tutur dia, terjadi akibat kacaunya penyediaan stok daging lokal dan impor diperparah dengan permainan para distributor dan bandar, sehingga merusak kestabilan harga daging sapi pada saat puasa dan lebaran.

“Sekarang harga daging impor turun, tapi stoknya tidak ada, sehingga kembali daging lokal yang kami andalkan. Mungkin ini permainan distributor dan bandar agar menjelang puasa dan lebaran harga kembali meroket,” katanya.

Pihaknya berharap dinas terkait di pemerintahan, segera mencari solusi agar kenaikan harag tidak meroket seperti tahun sebelumnya. Pasalnya kenaikan harga tidak berdampak terhadap penjualan atau keuntungan karena tingkal penjualan menurun.

“Sudah pasti pedagang merugi karena sepi pembeli dan daging busuk kalau tidak segera terjual. Lebih baik harga murah banyak yang membeli daripada mahal tapi sedikit yang membeli. Harapan kami pemerintah pusat memberantas mafia dan bandar nakal agar harga tetap normal,” katanya.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara
Eka