Tak hanya “keramas bareng”, tak sedikit warga berenang di Sungai Cisadane. Acara tahunan ini juga sebagai bentuk kegembiraan dalam menyambut Ramadhan.
Lokasi keramas bersama diadakan persis di pinggir Sungai Cisadane yang bisa ditempuh dengan tangga turun dan tempat berdiri berbahan semen selebar tiga sampai empat meter yang berbatasan langsung dengan sungai.
H Abu, Lurah Kelurahan Babakan menjelaskan, kebiasaan keramas ini awalnya dilakukan oleh warga setempat dengan menggunakan merang, yakni benih padi dari hasil panen yang dibakar lalu abunya dibiarkan semalam untuk kemudian dijadikan bahan alami perawatan rambut.
Namun, karena merang kini sulit, maka diganti dengan sampo saja.
Setiap keramas bersama digelar, ada pesan moral yang ingin disampaikan kepada warga. Pesan itu lebih sebagai pengingat agar warga dapat mempersiapkan diri, termasuk membersihkan diri, menjelang bulan Ramadhan yang akan tiba sebentar lagi.
Artikel ini ditulis oleh:
Nebby
















