Mataram, Aktual.com – Jenazah seorang pendaki perempuan asal Thailand, Phannee Rojwitcha (39), yang meninggal akibat terpeleset kemudian terjatuh di Gunung Rinjani, telah dikremasi di Mataram, Nusa Tenggara Barat.

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Rumah Sakit Bhayangkara Mataram AKP I Wayan Redana kepada wartawan, Selasa (28/7), menyampaikan bahwa proses kremasi dilaksanakan Selasa siang atas permintaan dari pihak keluarganya.

“Proses kremasi sudah dilaksanakan, tempatnya di Karang Jangkong, Kota Mataram, jadi hanya abu yang akan dibawa ke negaranya,” kata Redana di Mataram.

Sementara itu, Yosi Wijaya, perwakilan perhimpunan umat Budha di Bali yang datang ke Lombok atas permintaan pihak keluarga korban, mengatakan bahwa usai proses kremasi tersebut, pihaknya akan membantu untuk melakukan proses larung abu di laut Lombok.

“Setelah proses kremasi ini, abunya saja yang akan dibawa ke negara asalnya, dan sebagian abunya akan di larung di laut Lombok,” ujarnya setelah mendengar permintaan dari pihak keluarganya.

Diketahui, pihak keluarga yang datang mengurus proses kremasi tersebut, adalah saudara kandung Phannee Rojwitcha. “Ketiga orang ini merupakan saudaranya, dan almarhum adalah adik paling kecilnya,” kata Yosi.

Ditempat lain, Kasat Reskrim Polres Lombok Barat AKP Sidik Pria Mursita kepada wartawan, mengatakan bahwa pihaknya hingga kini masih menyelidiki kasus meninggalnya warga negara asing asal Thailand tersebut.

“Kami masih memeriksa pihak-pihak yang mengetahui kejadian tersebut, baik itu dari porternya maupun kelima rekannya yang ikut bersama korban mendaki Gunung Rinjani,” ucap Sidik.

Terkait penyebab meninggalnya WNA asal Thailand tersebut, Sidik masih menyelidiki kebenarannya di lapangan. “Penyebab korban hingga terjatuh masih kita selidiki, awalnya kasus ini ditangani langsung oleh Polsek Bayan karena tempat kejadiannya masuk wilayah hukumnya,” ucapnya.

Diketahui, korban melakukan pendakian ke Gunung Rinjani bersama lima rekannya asal Thailand, ditemani dua “tour guide” asal Lombok. Rombongan tersebut, mendaki pada Sabtu (25/7) pagi.

Korban meninggal saat hendak turun ke danau Segara Anak melalui Bukit Pelawangan. Korban diduga terjatuh karena tidak mampu menopang berat tas yang dikenakannya, sehingga terpeleset dari ketinggian 10 meter.

Artikel ini ditulis oleh: