Brussels, Aktual.com – Amerika Serikat bermaksud meningkatkan gerakan militer terhadap petempur IS di Afghanistan timur selama gencatan senjata sementara pemerintah Afghanistan dengan Taliban.
Presiden Afghanistan Ashraf Ghani pada Kamis (7/6) mengumumkan gencatan senjata tanpa syarat pertama dengan Taliban, bertepatan dengan berakhir bulan puasa kaum Muslim. Tetapi, itu tidak termasuk dengan kelompok keras lain, seperti, IS.
Kelompok tersebut membangun benteng di Nangarhar, di perbatasan timur berpori dengan Pakistan, dan menjadi beberapa petempur paling berbahaya di negara itu sejak mereka muncul sekitar awal 2015.
“Serangan terhadap IS akan terus berlanjut, bahkan semakin gencar selama gencatan senjata ini saat kami fokus pada IS,” kata Jenderal Angkatan Darat AS John Nicholson, komandan pasukan AS dan internasional di Afghanistan, kepada wartawan seperti yang dilansir dari Reuters, Jumat (8/6).
Nicholson mengatakan, gencatan senjata bisa membebaskan sumber daya untuk operasi melawan IS, tetapi beberapa pasukan akan tetap memantau Taliban dan untuk perlindungan pasukan.
Artikel ini ditulis oleh:
Antara

















