Jakarta, Aktual.com – Jenderal TNI Gatot Nurmantyo menjelaskan, percepatan serah terima jabatan (sertijab) Panglima TNI untuk menghindari kegamangan sekaligus mengantisipasi ancaman yang bisa datang sewaktu-waktu terjadi, karena akan terjadi dualisme.
“Begitu Pak Hadi dilantik, besok atau hari ini langsung saya melakukan serah terima jabatan. Sebenarnya secara ‘de facto’ dan ‘de jure’ pada saat Presiden melantik, panglimanya sudah Pak Hadi,” kata Gatot usai upacara sertijab Panglima TNI dari Jenderal Gatot Nurmantyo kepada Marsekal TNI Hadi Tjahjanto di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Sabtu (9/12).
Menurut dia, dalam akademi perbedaan tahun dalam prosesi pergantian Panglima TNI sangat berpengaruh. “Pergantian panglima biasanya kan beda setahun atau dua tahun. Namun, Pak Hadi ini beda empat tahun dengan saya, sehingga di akademi itu sangat sungkan sekali. Agar tidak terjadi kegamangan saya menyerahkan tongkat komando,” kata mantan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) ini.
Percepatan sertijab Panglima TNI, kata dia, untuk mengantisipasi ancaman yang datang tanpa diduga-duga. “Ingat, ancaman, tantangan tidak memberi tahu kalau dia datang. Dalam kondisi ada dualisme ini sangat berbahaya. Oleh karenanya, saya menyerahkan secepatnya tongkat komando kepemimpinan TNI,” katanya.
Sehingga, kata dia, keputusan dapat diambil dengan cepat dan tepat. “Tidak ada nuansa politik atau apa-apa. Ini dilakukan agar semua berjalan dengan benar dan sesuai,” katanya.
Artikel ini ditulis oleh:
Antara