Jakarta, Aktual.co — Mantan Jenderal Libya, Khalifa Haftar, berjanji dalam dua pekan akan merebut Benghazi dan tiga bulan merebut kembali ibu kota Tripoli.
Orang kuat itu, sekutu parlemen Libya, memerangi kelompok milisi, yang menguasai kota besar negara porak poranda akibat perang musim panas ini setelah mereka kalah dalam pemilihan umum.
Pasukan yang setia pada Haftar dan Perdana Menteri Abdullah al-Thani sedang berperang untuk menguasai Benghazi di timur dan melakukan serangan terhadap posisi-posisi milisi Islam barat Benghazi.
“Untuk Tripoli kami hanya melancarkan serangan awal. Kami memerlukan lebih banyak petempur dan lebih banyak pasokan dan senjata. Saya menetapkan tiga bulan, tetapi mungkin tidak sampai,” kata Haftar kepada surat kabar Italia Corriere della Sera (29/11)”.
“Tetapi prioritas adalah Benghazi. Ansar Asharia (Milisi Islam) yang memberikan perlawanan kuat, memerlukan kerja lebih keras, kendatipun kami menguasai 80 persen kota itu dan kami terus bergerak maju,” tambah Haftar.
Jenderal itu menginginkan parlemen dan pemerintah al-Thani yang diakui internasional, kini bermarkas di Tobruk, dekat perbatasan Mesir, akan kembali setidaknya ke Benghazi. “Saya memberikan batas waktu bagi saya 15 Desember,” katanya.
Lebih dari tiga tahun setelah diktator Muamar Gaddafi digulingkan dan dibunuh dalam pemberontakan yang didukung NATO, Libya banjir senjata dan milisi-milisi yang kuat dan memiliki dua pemerintah dan dua parlemen yang berseteru.
Artikel ini ditulis oleh: