Moskow, Aktual.com – Hanya berselang satu pekan setelah pembunuhan terhadap insinyur rudal senior Rusia Mikhail Shatsky yang ditemukan tewas secara mengenaskan dengan luka beberapa tembakan di sebuah taman di Kota Moskow. Kali ini jenderal bintang tiga Rusia yang mengepalai Pasukan Perlindungan Nuklir, Biologi, dan Kimia Letjen Igor Kirillov tewas dibunuh bersama ajudannya.

Igor Kirillov tewas dalam sebuah serangan bom pada Selasa malam (17/12) waktu setempat. Dilansir dari The Moscow Times dan The Telegraph, Kirillov tewas saat sebuah skuter listrik yang berada di dekatnya meledak. Selain membunuh Kirillov dan ajudannya, bom tersebut juga menghancurkan
pintu masuk bangunan apartemen, sedangkan jasad dua korban tergeletak di salju yang berlumuran darah.

Komite Investigasi Rusia menyebutkan Dinas Intelijen Ukraina (SBU) yang berada di balik serangan bom itu. ”Letnan Jenderal Igor Kirillov yang mengepalai Pasukan Perlindungan Nuklir, Biologi, dan Kimia Rusia tewas di luar sebuah gedung apartemen bersama asistennya ketika sebuah bom yang disembunyikan pada skuter listrik meledak,” demikian pernyataan Komite Investigasi. Disebutkan pula, skuter itu berisi 300 gram bahan peledak jenis TNT.

Sementara sebuah sumber anonim di SBU mengungkapkan sebuah skuter yang berisi bom berhasil meledak dan menewaskan Kirillov bersama ajudannya. ”Bom meledak saat mereka melangkah ke pintu masuk sebuah rumah di Ryazansky Prospekt di Moskow,” ungkap sumber tersebut.

Untuk diketahui, pasukan pertahanan radioaktif, kimia, dan biologi Rusia yang dikenal sebagai RKhBZ yang dipimpin Kirillov adalah pasukan khusus yang beroperasi dalam kondisi kontaminasi radioaktif, kimia, dan biologi. Unit ini juga bertugas melindungi pasukan darat yang beroperasi dalam kondisi ekstrem.

Sementara itu, pihak Amerika Serikat (AS) dalam hal ini Departemen Pertahanan AS maupun Departemen Luar Negeri AS secara tegas membantah terlibat atau mengetahui sebelumnya tentang rencana pemboman terhadap Kirillov. ”Saya dapat memberitahu anda bahwa kami tidak mengetahui operasi ini sebelumnya. Kami tidak mendukung atau memungkinkan kegiatan semacam itu,” lontar Sekretaris Pers Pentagon Mayor Jenderal Pat Ryder.

Ryder menambahkan ia telah melihat laporan tentang ledakan itu tetapi tidak memiliki informasi tambahan selain apa yang tersaji di media. ”Jadi saya harus merujuk anda ke Ukraina untuk mengenai hal itu.

Sedangkan juru bicara Departemen Luar Negeri AS Matthew Miller menyuarakan sentimen ini. ”Saya dapat memberitahu Anda bahwa Amerika Serikat tidak mengetahui hal itu sebelumnya dan tidak terlibat,” tegas Miller.

(Indra Bonaparte)

Artikel ini ditulis oleh:

Rizky Zulkarnain