Jakarta, Aktual.com — Sejumlah investor Jepang berminat menanamkan modalnya dalam proyek ketenagalistrikan dan gas di sejumlah lokasi di Indonesia. Demikian dikatakan oleh Kepala badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani usai kunjungan kerja ke Jepang, dalam keterangan pers, Sabtu (11/6).
Franky menambahkan, keseriusan para investor untuk menanamkan modalnya pada beberapa proyek di sektor ketenagalistrikan dan gas terlihat dari progres para investor pada proyek-proyek tersebut.
Saat ini investor ada yang sudah memasuki penjajakan final dengan mitra lokal, sudah memiliki nota kesepahaman kerja sama dengan mitra lokal, proses tender dan menunggu hasil dari Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL).
“Investor Jepang terbilang serius untuk berinvestasi di sektor ini. Kami melihat progresnya terus berjalan. Ada yang masih penjajakan dengan mitra lokal, tapi ada juga yang sudah memiliki MoU. Jadi kami terus mengawal setiap progress investor, sehingga bisa terealisasi investasi ini,” lanjutnya.
Sedangkan proyek PLTGU Jawa 1 yang sedang memasuki tahap lelang diharapkan tahun ini dapat diumumkan pemenangnya jika tidak ada hambatan.
“Rencananya tahun ini hasil lelang PLTGU Jawa 1 yang juga diikuti oleh beberapa investor Jepang sudah dapat diumumkan pemenangnya,” katanya.
Selain PLTGU Jawa 1 yang berkapasitas besar, BKPM juga mengidentifikasi minat dua perusahaan Jepang lainnya masing-masing di bidang pengembangan PLTA mini hydro dan industri daur ulang bahan bakar yang berkapasitas kecil.
“Perusahaan Jepang yang bergerak di bidang PLTA mini hydro berlokasi di Kabupaten Garut, Jawa Barat dengan rencana kapasitas sebesar 2 x 3,5 MW yang saat ini tengah bernegosiasi dengan PLN untuk harga jual per KW,” katanya.
Pejabat Promosi Investasi kantor perwakilan BKPM (IIPC) Tokyo Saribua Siahaan menyatakan kesiapannya untuk memfasilitasi setiap minat investasi di Indonesia dari para investor Jepang.
“Kantor kami di Tokyo siap memfasilitasi setiap minat investor Jepang yang mau berinvestasi di Indonesia. Setiap proses perizinan akan kami fasilitasi dan kawal setiap proyek,” ujarnya.
Dari data BKPM periode triwulan kedua tahun 2016, realisasi investasi dari Jepang mencapai 1,58 miliar dolar AS terdiri dari 427 proyek dan menyerap tenaga kerja sebesar 28.377 orang.
Posisi Jepang berada di bawah Singapura yang menduduki peringkat teratas. Setelah Jepang, beberapa negara lainnya adalah Hong Kong (China), Republik Rakyat China, dan Belanda.
Sedangkan dari sisi pertumbuhan komitmen investasi, Jepang masuk dalam 10 negara prioritas pemasaran yang pada tahun 2015 naik 40 persen di atas pertumbuhan komitmen investasi asing yang hanya 29 persen.
Posisi Jepang berada di peringkat ketiga dengan pertumbuhan 95 persen mencapai 8,1 miliar dolar AS. Tren positif juga terjadi di angka realisasi investasi Jepang di Indonesia pada tahun 2015 mengalami peningkatan sebesar 6 persen dibandingkan periode 2014.
Realisasi investasi Jepang tercatat sebesar 2,87 miliar dolar AS dengan total proyek 2.030 proyek serta menyerap 115.400 tenaga kerja.
Kontribusi utama investasi Jepang masih didominasi oleh sektor manufaktur, khususnya sektor otomotif, elektronika dan permesinan, serta sektor kimia dan farmasi.
Artikel ini ditulis oleh:
Antara