Tokyo, Aktual.com – Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe mendesak pemimpin Inggris dan Jerman bekerja sama mengembalikan kepercayaan terhadap pasar keuangan global pasca-Brexit. Menyusul menangnya para pendukung Brexit (Inggris keluar dari Uni Eropa) pekan dalam referendum, yang hasilnya memutuskan Kerajaan Inggris berpisah dari Uni Eropa.
Hasil referendum yang mengejutkan banyak pihak itu mengakibatkan saham global dan nilai mata uang pound Inggris anjlok. Berdampak pada menguatnya yen Jepang, yang dilihat sebagai tempat berlindung.
Menguatnya nilai yen justru dianggap Abe bakal menghambat upaya-upaya menghidupkan kembali perekonomian Jepang.
Dilansir dari Reuters, Kamis (30/6), pemerintah Jepang mengatakan Abe telah melakukan pembicaraan telepon secara terpisah dengan Perdana Menteri Inggris David Cameron dan Kanselir Jerman Angela Merkel, pemimpin paling kuat di Eropa.
“Perdana Menteri Abe meminta Inggris dan Uni Eropa agar bekerja sama dan memberikan pesan jelas untuk menghilangkan kekhawatiran pasar serta segera memperkuat kemampuan meramal (pasar, red),” kata pernyataan itu.
Abe sepakat dengan Cameron maupun Merkel bahwa Kelompok Tujuh negara industri terkemuka (G7) (Jepang, Jerman, Inggris, Amerika Serikat, Prancis, Kanada dan Italia) harus bekerja sama dengan erat dalam mewujudkan stabilitas pasar keuangan global.
Cameron telah berencana untuk mengundurkan diri dari jabatannya sebagai perdana menteri pada musim gugur tahun ini setelah ia gagal meyakinkan rakyat Inggris untuk memilih untuk tetap bergabung dengan Uni Eropa saat referendum pekan lalu.(antara)
Artikel ini ditulis oleh:
Antara