Jakarta, Aktual.com – Investor Jepang terus menunjukkan keseriusan berinvestasi di Indonesia. Kali ini, mereka tertarik untuk membangun terminal baru di bandara Lombok, Nusa Tenggara Barat.
Komitmen investasi ini tertuang dalam kunjungan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) ke Jepang. Nilai investasinya mencapai US$ 200 juta (sekitar Rp 2,7 triliun dengan kurs dolar Rp 13.500).
“Investasi itu untuk pembangunan terminal bandara di Lombok, NTN yang akan dilakukan dalam tiga tahap. Pembangunan itu akan dijajaki melalui kerjasama dengan PT. Angkasa Pura I dan Otoritas Bandara Haneda,” kata Kepala BKPM, Franky Sibarani dalam keterangan resmi kepada media, Sabtu (30/1).
Sektor infrastruktur yang diminati investor Jepang ini merupakan sektor prioritas yang ditawarkan BKPM. Langkah ini diharapkan bisa memenuhi kebutuhan Indonesia akan pembangunan sektor infrastruktur.
“Kami akan mengawal masuknya investasi Jepang itu untuk di sektor infrastruktur. Apalagi Jepang itu banyak memiliki jaringan di Indonesia,” jelas dia.
Franky menjelaskan, pembangunan infrastruktur dari investor Jepang memiliki nilai strategis. Mengingat selama ini investasi yang masuk dari Jepang lebih banyak di industri alat angkut atau otomotif. Bahkan dari sisi lokasi rencana pembangunan bandara baru di NTB itu juga sejalan dengan upaya pemerintah mendorong investasi di luar Pulau Jawa.
“Diharapkan dengan adanya bandara baru tersebut dapat berkontribusi positif pada perkembangan ekonomi di wilayah Indonesia bagian timur. Terutama di sektor Pariwisata,” papar Franky.
Berdasar data BKPM di 2015, sektor infrastruktur tercatat sebesar Rp151,4 triliun mengalami kenaikan 21,3% dari periode tahun sebelumnya. Sedangkan untuk komitmen investasi yang ditandai dengan penerbitan izin prinsip, BKPM mencatatkan komitmen investasi sebesar Rp835 triliun naik 226% dari tahun sebelumnya.
Sementara untuk proporsi investasi di luar Jawa, tahun lalu mencapai 45,6%, lebih tinggi dibandingkan dengan proporsi tahun sebelumnya sebesar 43%.
“Dan pada tahun ini, BKPM menargetkan proporsi realisasi investasi luar Jawa mencapai 49%,” jelasnya dengan menambahkan semua investor untuk masuk melalui layanan investasi tiga jam.
Artikel ini ditulis oleh: