Jakarta, Aktual.com – Manajer Hajime Moriyasu mengatakan bahwa mengalahkan Jerman dalam Piala Dunia memberikan “ketenangan” bagi tim nasional Jepang yang siap k memberikan kejutan lainnya di Qatar.
Samurai Biru bangkit dari ketertinggalan untuk mengalahkan juara empat Piala Dunia tersebut dengan skor 2-1 dalam laga pembuka Grup E pada Rabu. Mereka kini mengincar tempat 16 besar dengan Kosta Rika sebagai lawan berikutnya.
Moriyasu pada Kamis (24/11) memimpin latihan fisik timnas Jepang dan diberi kejutan dengan semprotan air oleh anak-anak asuhnya saat berbicara kepada reporter.
Sang manajer tertawa “dimandikan lebih awal” namun mengingatkan para pemainnya untuk tidak terlena dengan kemenangan bersejarah mereka.
“Yang kami pikirkan sekarang adalah pertandingan selanjutnya yang ada di depan kami, sama seperti biasa yang kami lakukan,” kata Moriyasu seperti dikutip AFP.
“Pada hari pertandingan yang kami rayakan apabila kami menang atau kami rasakan frustasi saat kalah, kami selalu memikirkan hal-hal yang bisa kami lakukan dengan lebih baik dan mulai mempersiapkan diri untuk pertandingan berikutnya dengan cara positif.”
Moriyasu mengatakan timnya merasakan “ketenangan” setelah mengalahkan Jerman dan sebelum menghadapi Kosta Rika yang dihajar 0-7 oleh Spanyol pada pertandingan pembukanya, pada Minggu nanti.
Jepang harus bermain bertahan sekaligus menyerang melawan Jerman, sebelum mengejar ketertinggalan 0-1 lewat dua gol dari pemain cadangan Ritsu Doan dan Takuma Asano.
“Jerman adalah tim yang kuat dan saya tahu kami harus bertahan dengan baik dan juga menyerang,” kata Moriyasu.
“Bukan hanya Jerman, kami memiliki ideal kami sendiri soal bagaimana kami ingin bermain tapi kami harus realistis dan bertahan di sana sesekali. Para pemain Jepang bisa melakukan itu.”
Perubahan taktik juga membantu Jepang mengubah arah permainan ketika Moriyasu memasukkan pemain Arsenal Takehiro Tomiyasu dan berganti menggunakan tiga pemain bertahan.
“Anda boleh menerapkan taktik tapi tergantung para pemain bagaimana menjalankannya menyesuaikan apa yang terjadi di lapangan,” kata sang pelatih.
“Anda dapat melakukannya pada latihan dan membahasnya saat pertemuan tapi di lapangan Anda harus menerapkannya.”
Artikel ini ditulis oleh:
As'ad Syamsul Abidin