Jakarta, Aktual.com — Pagi ini Jakarta dikejutkan dengan meledaknya bom di kawasan Sarinah, jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat. Kejadiaan naas tersebut diketahui memakan ‘banyak korban’. Tak hanya itu saja, kejadian tersebut menimbulkan trauma bagi para karyawan atau pegawai yang berada di tempat kejadian.
Seperti dikisahkan oleh Faradila yang bekerja di Galeri Indosat Sarinah Thamrin. Ia menceritakan, bahwa dirinya begitu terkejut ketika mendengar dentuman suara ledakan yang begitu kerasnya.
“Pas tadi lagi kerja, sekitar pukul 10.00 WIB atau setengah 11 (pukul 10.30 WIB) terdengar bunyi dentuman kenceng banget, abis itu kan pada keluar orang-orang dari Galeri, terus pas ada baku tembak, semua yang tadinya mau mendekat ke pos polisi pada lari kemana-mana. Banyak jeritan histeris,” beber Dilla, kepada Aktual.com, yang saat itu berada di tempat kejadian (TKP), di Jakarta, Kamis (14/01)
Menurut Dilla, kepanikan tak hanya berhenti sampai situ saja, warga yang berada di dalam gedung tak berani keluar terlebih saat tim Gegana masuk untuk mengecek situasi.
“Kami yang saat itu berada di dalam tentunya tak berani keluar setelah mendengar sedikitnya ada enam kali bunyi ledakan. Bahkan, kami semakin panik ketika tim Gegana masuk untuk mengecek keadaan kantor kami,” kenang Dilla.
Dilla menambahkan, “Tak lama mereka mengatakan bahwa gedung harus dikosongkan, lalu kami semua perlahan dikawal ke arah belakang Sarinah untuk menghindari kejadian di TKP,” tambahnya
Kejadiaan naas pagi ini tentunya membuat Dilla menjadi trauma ketakutan luar biasa. Menurut Dilla, suasana di dalam ketika itu sangat tegang, hampir seluruhnya menangis ketakutan.
“Saya terus terang sampai hari ini trauma, apalagi tadi di dalam, ketika kami tahu ada bom, semua menangis ketakutan karena banyak orang rumah mereka yang menelpon untuk mengetahui keadaan kami saat itu,” cerita Dilla melanjutkan.
Ketika sudah berada di kawasan Sarinah aman jauh dari TKP, Dilla mengaku sulit mendapatkan transportasi untuk segera pulang ke rumah.
“Saya sulit mendapatkan taksi, saya harus jalan ke Gereja Theresia dulu untuk mendapatkan taksi, yang kasihan yang bawa motor, karena mereka tidak bisa mengambil motornya yang sudah diberi tanda garis polisi (police line),” papar Dilla menutup pembicaraan.
Artikel ini ditulis oleh: