Jakarta, Aktual.com – Wakil Presiden Bundeskriminalamt (BKA) atau Badan Antiteror Jerman Michael Kretschmer berkunjung ke Indonesia untuk mempelajari pendekatan yang ditempuh Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dalam menangani teroris.

Dilansir Antara, Kertschmer sempat mengunjungi Pondok Pesantren Al Hidayah, Sei Mencirim, Deli Serdang, Sumatera Utara (Sumut), yang diasuh mantan teroris Khairul Ghazali, bersama Kepala BNPT Komjen Pol Suhardi Alius, pada Rabu (11/7).

“Kami datang untuk studi banding sekaligus belajar cara mencegah seseorang agar tidak menjadi teroris dan membuat orang yang sudah pernah menjadi teroris agar tidak kembali,” ujar Kretschmer dikutip dari siaran pers.

Menurut dia, Jerman memiliki pengalaman dalam menangani terorisme, terutama ekstrem kanan dan kiri, tapi masih awam dalam penanganan terorisme dengan pendekatan lunak.

Selain berkeliling meninjau Ponpes Al Hidayah dan segala fasilitasnya, delegasi BKA juga melakukan pertemuan dan berdiskusi dengan Kepala BNPT dan pengelola Ponpes Al Hidayah.

Ia mengaku terkesan dengan keberadaan Ponpes Al Hidayah yang dihuni anak-anak mantan teroris.

Menurut dia, pesantren itu merupakan jawaban dan contoh nyata dalam pencegahan terorisme dengan cara-cara yang pintar.

“Tempat ini memberikan masa depan lebih baik buat anak eks teroris agar mereka tidak melakukan kejahatan yang sama seperti yang dilakukan orang tuanya. Masa depan anak ini adalah masa depan seluruh masyarakat agar terbebas dari terorisme,” katanya.

Sepekan sebelum kedatangan delegasi Jerman, Menteri Luar Negeri Belanda Stephanus Abraham Blok berkunjung ke TPA Baitul Muttaqin dan Yayasan Lingkar Perdamaian di Tenggulun, Lamongan, Jawa Timur.

Di tempat ini BNPT merangkul 37 mantan teroris yang telah “sembuh” dipimpin Ali Fauzi, adik bomber Bom Bali 1 Amrozi, untuk mengelola pesantren bagi keluarga dan anak mantan teroris.

“Dua tempat ini sekarang telah menjadi ikon dunia dalam penanganan terorisme. Buktinya hari ini Wapres BKA datang langsung belajar dan saling menggali pengalaman. Minggu lalu, Menlu Belanda juga ke Lamongan, dan akhir bulan ini, Badan Antiteror Jepang juga akan berkunjung ke Lamongan,” kata Kepala BNPT.

Menurut dia, di dua tempat itulah BNPT mencari titik balik supaya para mantan teroris dan keluarganya bisa diterima kembali di masyarakat, sekaligus memberikan kesempatan kedua untuk menjadi manusia yang berguna bagi nusa dan bangsa.

BNPT berencana membangun pesantren serupa di Karanganyar, Jawa Tengah, yang juga akan dikelola mantan teroris dan keluarganya.

Ia berharap pendekatan lunak ini menjadi contoh baik dalam bersinergi dengan dunia internasional dalam penanganan terorisme.

Ant.

Artikel ini ditulis oleh:

Teuku Wildan