Kanselir Jerman Olaf Scholz (kiri) menyambut Presiden Prancis Emmanuel Macron (kanan) dan Perdana Menteri Polandia Donald Tusk (tengah) saat mereka memeriksa penjaga kehormatan di Gedung Kanselir di Berlin, Jerman, 15 Maret 2024. (ANTARA/Anadolu)

Berlin, Aktual.com – Kanselir Jerman Olaf Scholz, Jumat (15/3), mengumumkan bahwa negara-negara Eropa akan membeli senjata dari pasar dunia untuk mendukung perang Ukraina terhadap Rusia.

Berbicara dalam konferensi pers bersama Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Perdana Menteri Polandia Donald Tusk di Berlin, Scholz menyatakan bahwa masyarakat Eropa bersatu dan bertekad untuk terus memberikan dukungan kepada Ukraina.

“Hari ini kami telah menyetujui beberapa poin penting, dan mulai sekarang kami akan mendapatkan lebih banyak senjata untuk Ukraina, mengakuisisinya dari pasar global, ini adalah langkah positif,” ujar Scholz kepada wartawan.

“Yang kedua, kami akan memperluas produksi peralatan militer, juga melalui kerja sama dengan mitra di Ukraina. Dan ketiga, sebagai bagian dari format Rammstein, kami akan membentuk koalisi kemampuan baru untuk artileri roket jarak jauh,” tambahnya.

Pertemuan Pangkalan Udara Ramstein, yang menjadi cikal bakal format Rammstein, adalah konferensi internasional yang diinisiasi oleh Amerika Serikat dan diselenggarakan pada 26 April 2022 di Pangkalan Udara Ramstein di Jerman.

Tujuan pertemuan tersebut adalah untuk membahas invasi Rusia ke Ukraina, terutama dalam konteks kemampuan pertahanan Ukraina, serta berupaya mengkoordinasikan dukungan lebih lanjut bagi Ukraina, termasuk pasca-perang.

Presiden Prancis Macron menekankan bahwa “keamanan dan masa depan Eropa juga terkait dengan Ukraina,” sambil menegaskan bahwa Prancis, Jerman, dan Polandia akan terus bersatu dalam mendukung Ukraina.

Menyoroti pentingnya inisiatif konkret yang mereka ajukan saat ini, Macron mengatakan negara-negara Eropa akan berkolaborasi untuk memperoleh amunisi dari negara ketiga guna dikirimkan ke Ukraina, jika diperlukan.

Dia menyatakan bahwa kemampuan baru koalisi dalam memberikan rudal jarak jauh kepada Ukraina akan dibahas secara rinci oleh para menteri pertahanan negara-negara tersebut dalam beberapa hari mendatang, guna merumuskan kerangka operasional untuk implementasinya.

Macron juga menegaskan bahwa ketiga pemimpin tersebut membahas situasi di Moldova dan memperkuat dukungan mereka terhadap pemerintah Moldova, dalam tengah ketegangan antara pemerintah Moldova dan separatis pro-Rusia.

PM Polandia Donald Tusk menekankan bahwa pertemuan tersebut penting karena menunjukkan bahwa “rumor buruk mengenai perbedaan pendapat di antara negara-negara Eropa” tidaklah benar.

“Kami dengan tegas menyatakan bahwa Ukraina harus mendapatkan dukungan segera dan seintensif mungkin,” ujar Tusk.

“Kami siap untuk memberikan dukungan finansial dan ingin membantu di mana pun diperlukan, saat ini dan di masa mendatang, agar situasi di Ukraina menjadi lebih baik dan tidak memburuk dalam beberapa minggu atau bulan ke depan,” tambahnya.

Pemimpin Jerman, Prancis, dan Polandia bertemu di Berlin di tengah meningkatnya kekhawatiran Eropa mengenai kelanjutan dukungan militer AS untuk Ukraina, mengingat tahun pemilu dan kemungkinan kembalinya mantan Presiden Donald Trump untuk masa jabatan kedua.

Dalam beberapa pekan terakhir, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy telah meminta lebih banyak dukungan dari sekutu Eropa dan memperingatkan bahwa tentara Ukraina menghadapi kekurangan amunisi, terutama peluru artileri.

Artikel ini ditulis oleh:

Sandi Setyawan