Laporan dari kementerian, yang disampaikan kepada parlemen pada November lalu menunjukkan bahwa seluruh armada helikopter Tiger Jerman, yang berjumlah 27 pesawat, hanya memiliki kesiapan sekitar 44 persen. Namun dikatakan bahwa pesawat memiliki tingkat kesiapan 90 persen ketika penempatan di Afghanistan selama 18 bulan pada 2012 dan 2013.

Pabriknya, Airbus, mengatakan bahwa pihaknya ikut mendukung tentara Jerman dalam melakukan penyelidikannya, namun mereka menolak memberikan tanggapan tambahan.

Jerman sepakat untuk mengerahkan empat helikopter jenis Tiger dan empat jenis NH-90 ke Mali awal tahun ini, setelah militer Belanda mengatakan tidak dapat melanjutkan pekerjaan mereka. Namun meningkatnya dukungan Jerman sangat diperdebatkan oleh parlemen.

Jerman memiliki sekitar 1.000 tentara yang bertugas di Mali sebagai bagian dari Minusma dan misi Uni Eropa. Helikopter dipandang sebagai salah satu kebutuhan penting bagi misi Minusma di Mali utara, untuk kebutuhan pengawasan dan pemantauan kedudukan tentara dalam proses perdamaian yang diusung PBB.

Artikel ini ditulis oleh:

Wisnu