Jakarta, Aktual.com – Pemungutan suara putaran kedua Pilkada DKI dinilai bisa mendegradasi kewibawaan Presiden Joko Widodo. Kewibawaan Presiden semakin terdegradasi jika betul ada rencana memasukkan calon gubernur Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dalam jajaran kabinet.
“Bisa (mendegradasi), apalagi jika ada reshuffle jilid 3 misalnya, dimana kader PAN digusur dari kabinet, atau petahana yang kalah masuk kabinet,” kata pengamat politik Igor Dirgantara, Minggu (23/4).
Mengenai hasil hitung cepat atau quick count yang memenangkan paslon Anies Baswedan – Sandiaga Uno, ia berpendapat bahwa masyarakat menginginkan adanya perubahan di Ibu Kota Jkaarta. Di sisi lain dukungan paslon Ahok-Djarot tidak solid sementara dukungan pemilih Prabowo solid ke Anies-Sandi.
“Itu jelas indikasi publik DKI menginginkan perubahan dan mau pemimpin yang baru, sekalipun kinerja petahana bagus. Ini indikasi bahwa para pemilih di Pilgub DKI Jakarta 2017 ingin merevaluasi pilihannya di Pilpres 2014 lalu,” pungkasnya.
(Novrizal Sikumbang)
Artikel ini ditulis oleh: