Jakarta, Aktual.com —  Hari ini merupakan jatuh tempo pembayaran utang Yunani ke Dana Moneter Internasional (IMF) sebesar €1,54 miliar. Namun, Yunani tidak memiliki uang untuk melunasi utang tersebut.

Sebelumnya tawaran dana bantuan dari Troika, yaitu IMF, Uni Eropa, dan Bank Sentral Eropa (ECB) ditolak Yunani, dengan alasan ingin rakyat lakukan voting terlebih dahulu.

Akibatnya, Standard and Poor’s (S&P) memangkas peringkat utang Yunani menjadi CCC- dengan level junk atau sampah. Lembaga pemeringkat internasional itu juga memprediksi ada 50 persen kemungkinan Yunani keluar dari Uni Eropa atau bahkan dikeluarkan.

“Ancaman gagal bayar ini bisa berlanjut sampai enam bulan ke depan, kecuali ada perubahan situasi yang drastis,” ujar S&P dalam keterangan resminya, Selasa (30/6).

Jika Yunani keluar dari Uni Eropa akan berimbas ke ekonomi negara-negara berkembang. Namun yang paling dirugikan adalah rakyat Yunani sendiri.

Mata uang yang digunakan  nantinya tak lagi euro, melainkan kembali ke mata uang drachma. Nilai tukar drachma dipastikan akan sangat rendah dibandingkan euro dan dolar AS.

Selain itu, ekonomi Yunani akan hancur karena harus menanggung utang €340 miliar. Pemegang utang Yunani tersebar di negara-negara Uni Eropa.

Nilai aset (properti, saham, dan lain-lain) akan anjlok, inflasi melambung, dan pengangguran terjadi di mana-mana. Dengan produk domestik bruto (PDB) USD242 miliar dan utang yang menggunung, jatuhnya Yunani diprediksi tidak akan sampai menyeret Uni Eropa masuk resesi.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka