Bantul, Aktual.com – Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Mohammad Nasir akan mereplikasikan pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Hibrid Pandansimo Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, ke daerah lain di Indonesia.

“Kalau PLTH ini sudah bagus, saya akan replikasikan untuk di daerah Indonesia timur (In-Tim) yang memproduksi angin besar,” kata Menristek usai berkunjung ke lokasi pengembangan PLTB kawasan Pantai Pandansimo Bantul, Sabtu (15/4).

Menurut menteri, beberapa daerah lain di Tanah Air yang punya potensi angin besar dan mendukung untuk pengembangan teknologi dengan memanfaatkan energi baru terbarukan, yaitu angin dan matahari itu di antaranya Kupang, Nusa Tenggara Timur.

“Kupang Flores ini yang produksi anginnya terbesar untuk Indonesia, sementara sana juga kekurangan energi. Maka daerah ini yang akan kita coba untuk mendukung wilayah yang ada di sana,” katanya.

Selain Flores Kupang, kata menteri, di wilayah Indonesia timur seperti Labuhan Bajo Nusa Tenggara Timur (NTT) juga mempunyai masalah dengan ketersediaan energi listrik sehingga tidak menutup kemungkinan di daerah itu akan dikembangkan PLTH.

“Kemarin saat datang di Labuhan Bajo juga ada masalah listriknya sehingga ke depan kalau ini sudah bagus bisa disinergikan dikembangkan di tempat lain supaya bisa menggunakan teknologi yang ada di PLTH ini,” katanya.

Ketika ditanya kapan dikembangkan di daerah lain, menteri belum memastikan karena yang masih perlu dilakukan saat ini adalah perbaikan peralatan atau komponen yang ada di PLTH Pandansimo agar bisa berfungsi optimal.

“Ini yang harus kita perbaiki dulu dan mudah-mudahan bisa kita selesaikan di 2017. Termasuk kerja sama dan koordinasi antara pemda DIY, pemkab Bantul dan kementerian dalam pengelolaan PLTH juga perlu diperbaiki,” katanya.

Pada prinsipnya Kementerian Ristek dan Dikti hanya mendorong teknologi ini bisa dimanfaatkan masyarakat bagaimana caranya dan nanti bisa kita replikasikan ke tempat lain.

Adapun PLTH di Pandansimo yang berupa kincir angin untuk menghasilkan energi listrik ini dikembangkan sejak 2011 oleh Kementerian Ristek bekerjasama dengan Universitas Gadjah Mada (UGM), Pemda DIY dan Pemkab Bantul.

Energi listrik dari energi baru terbarukan itu kemudian dimanfaatkan masyarakat sekitar untuk mencukupi kebutuhan listrik warung kuliner dan menaikkan air tanah serta pembuatan es kristal.

Artikel ini ditulis oleh:

Arbie Marwan