Jakarta, Aktual.com – PDI-Perjuangan DKI berpotensi mengulang ‘kesalahan’ masa lalu, jika mencopot Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PDI-P DKI, Boy Sadikin.

Pandangan itu disampaikan ketua Komite Pemantau dan Pemberdayaan Parlemen Indonesia (KP3I), Tom Pasaribu. Yang dimaksud Tom dengan mengulang kesalahan masa lalu adalah sikap PDI-P yang tidak menghargai prestasi para kadernya sendiri.

Yakni saat partai besutan Megawati Soekarnoputri itu ‘menyingkirkan’ mantan Ketua DPD PDI-P DKI Tarmidi Suharjo di Pilkada DKI tahun 2002. Padahal Tarmidi berjasa besar saat menakhodai partai banteng DKI, dengan berhasil meraih 33 kursi DPRD di Pemilu 1999.

“Tarmidi mengorbankan harta, tenaga, dan pikirannya untuk memenangkan PDIP. Namun, pimpinan partai saat itu justru mengusung Sutiyoso (sebagai Gubernur DKI),” ujar dia, saat dihubungi di Jakarta, Kamis (18/2).

Keputusan itu, menurut Tom, berdampak negatif pada jebloknya raupan suara PDI-P saat Pileg DKI 2004 dan 2009. Saat itu PDIP hanya meraup 11 kursi saja di Kebon Sirih. “Ini akibat partai tidak mempercayakan kursi gubernur kepada kader sendiri,” menurut dia.

Kesalahan yang sama, ujar dia, berpotensi terulang jika pimpinan pusat PDIP menyetujui pengunduran diri Boy dan tidak mengajukan kader sendiri di Pilkada 2017 nanti.

Menurut Tom, Boy tak ubahnya seperti Tarmidi. Sama-sama berkontribusi besar terhadap roda organisasi partai di Jakarta, termasuk memenangi kontestasi politik. “Kemenangan yang diraih saat dikomandoi Boy, Pilkada 2012 memenangkan Jokowi-Ahok. Pilpres 2014 Jokowi-JK dan pileg dengan hasil 28 kursi di DPRD,” tandas Tom.

Artikel ini ditulis oleh: