Jakarta, Aktual.com – Ketua Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) Jimly Asshiddiqie meyakini panasnya situasi politik menjelang Pilpres 2019 akan mendewasakan dan menguatkan bangsa Indonesia.
“Saya meyakini Pilpres ini akan mendewasakan, siapapun yang akan terpilih. Negara kita akan makin hebat dan kuat,” kata Jimly dalam diskusi Tinjauan Konstitusi Preferensi Publik Dalam Memilih Calon Pemimpin di Kantor Jimly School of Law and Government, Sarinah, Jakarta, Rabu (9/1).
Jimly mengatakan Pilpres 2019 yang hanya diikuti dua pasangan calon, memang menciptakan pembelahan dan polarisasi. Selain itu, perkembangan media sosial yang gencar beberapa tahun belakangan juga menambah tajam polarisasi itu. Dia mengimbau publik menyikapi segala fenomena Pilpres, khususnya di media sosial dengan baik. “Jangan baper, bawa perasaan. Kalau kita siap, bisa mengerti, ini bisa mendewasakan kita,” ujar Jimly.
Dia mengatakan polarisasi juga terjadi di negara maju Amerika Serikat. Selama dua setengah abad, kata Jimly, Pilpres Amerika hampir selalu diikuti dua pasangan calon dari Demokrat dan Republik yang menciptakan polarisasi. Namun polarisasi di Amerika, kata dia, berdasarkan dengan isu-isu rasional.
“Di Amerika isu polarisasi rasional, Demokrat dekat dengan buruh, Republik dekat dengan pengusaha. Maka isunya tentang kebijakan objektif dan rasional,” ujar dia.
Di Indonesia, menurut Jimly, polarisasi yang terjadi berlandaskan isu yang irasional, yakni tentang isu surga dan neraka. Seolah masing-masing pendukung merasa akan masuk surga jika memilih calon yang didukungnya. “Tapi saya yakin Indonesia akan makin maju tatkala kita sudah mengalami pendewasaan politik dengan polarisasi politik. Meskipun polarisasinya agak seram, memperdebatkan surga dan neraka, yang penting jangan baper,” kata Jimly.
Ant.
Artikel ini ditulis oleh:
Zaenal Arifin