Jakarta, Aktual.com — Wakil Presiden RI Jusuf Kalla menegaskan bahwa negara-negara yang termasuk dalam Kerja sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) dan Aliansi Pasifik perlu bekerja sama menghadapi tantangan mobilitas dan tingginya biaya logistik akibat kondisi geografis yang unik.

Pernyataan tersebut disampaikan JK pada Pertemuan Aliansi Pasifik di sela-sela rangkaian Pertemuan APEC pada 18 November di Manila, demikian menurut keterangan pers Kementerian Luar Negeri yang diterima di Jakarta, Kamis (19/11).

Menurut JK, tantangan mobilitas dan tingginya biaya logistik di kedua kawasan dapat diatasi melalui inisiatif bersama untuk penyederhanaan peraturan yang menghambat konektivitas antarmasyarakat dan pertumbuhan perdagangan.

“Dengan demikian kita perlu memperbaiki konektivitas dari dan menuju kawasan terpencil,” ujar JK.

Pada pertemuan tersebut, JK juga menekankan bahwa APEC dan Aliansi Pasifik harus bekerja sama dalam peningkatan ketahanan pangan yang merupakan suatu tantangan, baik bagi produsen maupun konsumen.

“Kita perlu membahas cara memberdayakan petani dan nelayan kecil dan mengintegrasikan mereka dalam rantai pasokan global,” kata dia.

Selain itu, JK juga menekankan pentingnya kerja sama usaha dan investasi yang lebih erat antar sektor swasta di kedua kawasan.

JK mengusulkan agar APEC dan “Pacific Alliance” memfasilitasi forum konsultasi berkala antara Dewan Penasihat Bisnis APEC (ABAC) dan Dewan Dagang Aliansi Pasifik (CEAP).

Aliansi Pasifik adalah sebuah inisiatif integrasi kawasan Amerika Latin, beranggotakan Chili, Kolombia, Meksiko, dan Peru, yang didirikan pada April 2011.

Aliansi Pasifik bertujuan mendorong terwujudnya pergerakan bebas di sektor barang dan jasa, serta sumber daya alam dan sumber daya manusia.

Aliansi Pasifik juga dimaksudkan untuk mendorong perumbuhan ekonomi, pembangunan, dan daya saing para negara anggotanya. Indonesia menjadi negara peninjau dalam Aliansi Pasifik pada Juni 2015.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Arbie Marwan