Jakarta, Aktual.com — Wakil Presiden, M Jusuf Kalla mengatakan, bahwa pengalaman Indonesia dalam menyelesaikan konflik di Aceh menjadi rujukan bagi negara-negara di dunia sehingga banyak negara ingin mempelajarinya untuk menyelesaikan konflik di negara mereka.

“Selama ini di dunia, konflik yang bisa diselesai secara tuntas hanya Aceh. Dan pengalaman Indonesia ini menjadi rujukan dunia,” kata Wapres M Jusuf Kalla saat transit di Dubai, UEA, Rabu (24/9).

Wapres M Jusuf Kalla dan rombongan dalam perjalanan menuju New York Amerika Serikat untuk menghadiri sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-bangsa. Ikut dalam rombongan selain Ibu Mufidah Kalla juga ketua tim ahli Sofyan Wanandi.

Lebih lanjut Jusuf Kalla menegaskan pengalaman Indonesia dalam menyelesaikan konflik ini menjadi perhatian serius negara-negara di dunia. Wapres mengakui saat ini ada beberapa negara yang sudah meminta bantuan Indonesia untuk membantu dalam menyelesaikan konflik mereka.

Wapres mengaku telah mengirimkan tim khusus yang dipimpin mantan Menteri Hukum dan HAM Hamid Awaludin untuk membantu menyelesaikan konflik di Kolumbia dan negara-negara lainnya.

“Sekarang ini sumber konflik bermacam-macam, namun yang terutama, persolan ideologis, politik, dan sumber daya alam. Dan penyelesaiannya harus meliputi tiga hal itu,” kata inisiator perdamaian di Aceh tersebut.

Wapres Jusuf Kalla mewakili pemerintah Indonesia dijadwalkan akan menyampaikan pidato di depan Sidang Majelis Umum PBB pada hari Sabtu (26/9).

Selain itu Wapres Jusuf Kalla juga akan menyampaikan pidato dalam satu sesi “Peacekeeping Summit” bersama Presiden AS Barack Obama dan Perdana Menteri Belanda Mark Rutte.

“Indonesia sejak awal selalu terlibat dalam pasukan penjaga perdamaian PBB, dan konsisten sampai sekarang,” kata Jusuf Kalla.

Lebih lanjut Jusuf Kalla menjelaskan sejak bergabung dengan PBB Indonesia tidak pernah absen dalam mengirimkan pasukan penjaga perdamaian baik di Kongo, Afganistan, dan sebagainya.

Oleh karena itu, tambahnya, pengalaman Indonesia ini menjadi rujukan bagi negara-negara di dunia.

Artikel ini ditulis oleh: