Jakarta, Aktual.com – Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Bhima Yudistira, menyatakan jika Presiden Joko Widodo harus lebih berhati-hati dalam memaparkan sebuah data kepada masyarakat.
Peringatan ini terkait dengan kesalahan Jokowi dalam memaparkan data mengenai peningkatan volume pengiriman barang pada perusahaan logistik di tanah air.
“Sebaiknya tim ekonomi presiden hati-hati dalam mengeluarkan data dan mengeluarkan statment yang belum terverifikasi dengan jelas hingga menimbulkan kegaduhan di masyarakat,” ucap Bhima ketika dihubungi Aktual.com di Jakarta, Senin (16/10).
Sebelumnya, Jokowi sempat menyatakan adanya peningkatan volume pengiriman barang hingga 130 persen di penutupan Rakornas Kadin di Jakarta, 3 Oktober 2017 lalu. Angka tersebut dipaparkannya untuk membuktikan bahwa kabar penurunan daya beli masyarakat adalah isapan jempol belaka karena masyarakat telah beralih ke belanja online.
Namun, klaim Jokowi telah dibantah oleh bos dari perusahaan pengiriman logistik JNE, Mohammad Feriadi yang menyebut volume pengiriman barang hanya meningkat 30 persen saja. Selain itu, Feriadi juga menyebut porsi pengiriman barang dari belanja online hanya 35 persen dari keseluruhan pendapatan JNE.
Kedua data tersebut disebut Bhima sangat kontradiksi dan mengakibatkan masyarakat kebingungan lantaran pemerintah kerap salah dalam memaparkan data mengenai keadaan ekonomi nasional.
“Padahal data itu harusnya diverifikasi terlebih dahulu (oleh tim Presiden) sebelum disampaikan pada Presiden Jokowi,” ujarnya menyudahi.
Laporan Teuku Wildan
Artikel ini ditulis oleh: