Jakarta, Aktual.com — Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry tiba di Arab Saudi, Sabtu (23/1), dengan harapan menurunnya ketegangan antara penguasa negara mayoritas Sunni itu dan rivalnya, Iran yang didominasi Syiah.

Kerry menghadiri pertemuan dengan rekan sejawatnya dari Saudi Adel Al Jubeir dan beberapa menteri luar negeri dari enam negara anggota Dewan Kerja SamaTeluk (GCC).

Dia juga akan berbicara dengan Raja Salman dan anaknya, Deputi Pangeran Mahkota Mohammed bin Salman, yang menjabat Menteri Pertahanan Arab Saudi.

Arab Saudi dan beberapa negara sekutunya memutuskan hubungan diplomatik dengan Iran pada bulan ini setelah para pengunjuk rasa membakar kedutaan Riyadh di Teheran dan kantor konsulatnya di kota kedua Iran, Mashhad.

Kekerasan terhadap misi diplomatik Riyadh itu terjadi setelah pemerintah Kerajaan Arab Saudi mengeksekusi ulama Syiah Nimr Al Nimr, yang menjadi pendorong utama unjuk rasa antipemerintahan.

Nimr merupakan satu dari empat orang Syiah yang dihukum mati pada 2 Januari lalu, selain 43 orang Sunni. Semuanya diyakini melakukan aksi “terorisme”.

“Kami memahami kemarahan Saudi atas serangan terhadap fasilitas-fasilitan mereka di Iran,” kata pejabat senior Kemenlu AS sebelum kedatangan Kerry.

“Namun kami juga mengerti bahwa mengurangi ketegangan itu sasaran penting tidak hanya bagi AS melainkan juga bagi kawasan ini,” ujarnya.

Arab Saudi dan beberapa negara tetangga di Teluk merasakan minimnya keterlibatan AS di kawasan, khususnya dalam menghadapi apa yang mereka lihat sebagai campur tangan Iran di Yaman, Suriah, dan Lebanon.

Perasaan tersebut mengkristal dengan kesepakatan internasional bersejarah pada bulan ini dengan pencabutan sanksi yang melemahkan perekonomian Iran sebagai imbal balik atas pengurangan kemampuan nuklirnya.

Kerry telah lama berusaha untuk meyakinkan sejumlah sekutunya di Teluk terkait tawarannya kepada Iran dan akan melanjutkan upayanya tersebut di Riyadh.

Dalam singgahnya selama sehari, Kerry juga akan menemui Riad Hijab sebagai koordinator umum koalisi oposisi terbesar Suriah, menjelang pembicaraan perdamaian yang ditengahi PBB dengan rezim Presiden Bashar Al Assad.

Kerry tiba di Riyadh setelah dari Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss, dan Minggu akan melanjutkan perjalanan ke Laos di Asia Tenggara.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara