Jakarta, Aktual.com – Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan persetujuan terhadap usulan Menteri Investasi Bahlil Lahadalia yang meminta peningkatan tunjangan kinerja (tukin) untuk kementerian.

“Tadi sebetulnya di ruang tunggu Pak Menteri sudah bisik-bisik saya urusan tukin dan sudah saya sanggupi iya saya urus,” ungkap Jokowi saat Rakornas Investasi 2023, Balai Kartini, Jakarta, Kamis (6/12).

Jokowi bercanda bahwa ia tidak terlalu menyukai pembahasan terbuka mengenai tunjangan kinerja (tukin) untuk dirinya sendiri. Meskipun demikian, ia memahami pentingnya agar semua orang mengetahui bahwa ia serius mengurusi kesejahteraan.

“Tapi yang saya nggak seneng kok diungkap secara terbuka tapi nggak apa-apa biar bapak ibu semuanya tahu bahwa kita jg urus hal-hal yang berkaitan dengan kesejahteraan,” katanya.

Dalam pidatonya, Bahlil Lahadalia mengajukan permintaan untuk meningkatkan tunjangan kinerja di kementeriannya, sejalan dengan aspirasi yang disampaikan oleh para bawahannya. Mereka mencatat perbandingan dengan kementerian lain yang memiliki tunjangan kinerja lebih tinggi, meskipun Kementerian Investasi yang memiliki tanggung jawab mendatangkan pendapatan masih menerima tunjangan yang relatif rendah.

“Mereka bilang, ‘tapi kami punya kesejahteraan ini masih kurang Pak’, mereka punya tukin. Kalau menteri kan nggak perlu bayar tukin, tapi kalau mereka-mereka yang ada di depan saya ini. Katanya, ‘kenapa kementerian lain yang tukang menerima pajak aja tukinnya tinggi, yang mendatangkan investasi kok nggak naik-naik’?,” ucap Bahlil, dalam sambutan, di Balai Kartini, Jakarta Selatan.

“Kata mereka, ‘Pak yang menerima pajak apanya yang mau dipetik? Kalau pohon dan buahnya nggak pernah dibawa masuk ke dalam negeri,” imbuhnya.

Bahlil menyatakan bahwa menarik perhatian investor untuk berinvestasi dan menyuntikkan dana ke Indonesia bukanlah hal yang mudah.

“Mereka juga bilang ke saya ‘Pak yang tukang petik kan nggak pernah tahu bagaimana susahnya merayu orang untuk masuk,” tuturnya.

“Kok yang bagian ngerayu dengan bagian metik, lebih besar yang memetik dibandingkan yang merayu ini?,” sambungnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Yunita Wisikaningsih