Presiden Joko Widodo (kanan) berbincang dengan Wapres Jusuf Kalla (kedua kanan) di sela-sela acara silaturahmi Idul Fitri 1437 H dengan Pemimpin Lembaga Negara, Menteri Kabinet Kerja di Istana Negara, Jakarta, Senin (11/7). Dalam silaturahim tersebut hadir pula Pejabat Eselon I Kementerian Sekretariat Negara serta karyawan Kantor Staf Presiden. ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma/Spt/16

Jakarta, Aktual.com-Presiden Joko Widodo meminta pengadaan alat utama sistem pertahanan (alutsista) memprioritaskan pada faktor kebutuhan nasional untuk modernisasi bukan keinginan ego setiap matra.

“Masukan dari semua matra, baik dari AL, AD, AU, dari panglima TNI, menhan, semuanya, sehingga betul-betul yang kita beli, yang kita rencanakan ini adalah memang sebuah kebutuhan, bukan keinginan-keinginan,” kata Jokowi saat memimpin Rapat Terbatas membahas alutsista di Kantor Presiden Jakarta, Rabu (21/7).

Presiden mengatakan pembelian alutsista harus disertai “transfer of teknologi” terhadap indusri pertahanan nasional.

“Dahulukan arahnya ke sana, sehingga perkembangan industri pertahanan nasional betul-betul mengarah kepada kemandirian pemenuhan alat pertahanan dan keamanan kita,” tutur Jokowi.

Presiden berharap ratas yang berkaitan dengan pengadaan alutsista dapat difokus pada pengadaan alutsista untuk memenuhi postur kekuatan pokok minimum 2024.

“Dan di tahun 2019 sudah harus terlihat kerangka modernisasi TNI sesuai dengan rencana strategis KPM 2024,” tambahnya.

KPM 2024, yakni TNI AD memiliki alutsista berat, seperti tank medium, heli serbu, dan persenjataan infanteri khusus.

TNI AL diperkuat dengan autsista dengan karakter kemampuan Angkatan Laut, seperti kapal selam, kapal perang permukaan, sistem pengintaian maritim untuk pengamanan lokasi-lokasi yang punya potensi konflik.

Sedangkan TNI AU diperkuat alutsista strategis berupa pesawat-pesawt jet tempur, pesawat angkutan berat, sistem pertahanan rudal, dan sistem radar.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara